SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah start-up bernama UVeya akan melakukan pengujian robot yang dipersenjatai sinar Ultraviolet pembunuh Virus Corona di sejumlah pesawat di Bandara Zurich, Swiss. Robot ini diharapkan dapat menyelamatkan industri penerbangan dari dampak pandemi Virus Corona.
Dikutip dari Sputnik News, pendiri UVeya, Jodoc Elmiger mengatakan, kehadiran robot pembunuh Virus Corona ini diharapkan dapat mengurangi ketakutan banyak orang untuk menggunakan transportasi udara, bahkan di saat pandemi Virus Corona belum benar-benar berakhir.
"Teknologi Ultraviolet ini terbukti dan telah digunakan selama lebih setengah abad di sejumlah rumah sakit dan laboratorium. Ultraviolet efektif membunuh virus," ujar Elmiger.
Saat ini UVeya sedang membangun tiga robot prototipe. Salah satunya sedang diuji di dalam jet Helvetic Airways milik jutawan Martin Ebner di Bandara Zurich.
Robot ini dapat melakukan sterilisasi dengan menyemprotkan cairan desinfektan di lorong pesawat selama 13 menit. Namun untuk jenis pesawat yang mempunyai ukuran lebih besar atau dua lorong, robot ini masih membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugasnya.
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), radiasi UV-C yang mengacu pada sinar Ultraviolet dengan paparan antara 200-280 nanometer, mampu menghancurkan lapisan luar Virus Corona hingga membuat virus tersebut mati atau tidak aktif.
Dalam proyek robot ini, UVeya bekerja sama dengan Dnata, sebuah perusahaan layanan penerbangan yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab.
Dnata bersedia mendatangkan sejumlah pesawat seperti Boeing dan Airbus untuk mempelajari dampak sinar Ultraviolet terhadap interior pesawat. Karena, berbagai pelapis dan komponen interior pesawat tersebut beresiko mengalami kerusakan akibat paparan sinar Ultraviolet.
Kepala Operasi Dnata, Lukas Gyger berharap, pihak pembuat pesawat selanjutnya dapat mengeluarkan sertifikasi untuk robot ini, sehingga bisa digunakan di semua bandara di dunia.
"Kami sedang mencari solusi berkelanjutan dan memperhatikan aspek ramah lingkungan, agar dapat digunakan di semua pesawat seterusnya," kata Gyger.
Jika sertifikasi dari produsen pesawat keluar, UVeya dapat memasarkan robot ini dengan harga 15.930 USD atau sekira Rp 231 juta per unit. Setiap bandara di dunia pastinya akan membutuhkan alat ini untuk menyelamatkan industri penerbangan.
Helvetic Airlines, sebuah perusahaan carter pesawat pribadi, juga berharap perangkat ini dapat mengubah nasib perusahaan penerbangan di masa sulit saat ini.
Juru Bicara Helvetic, Mehdi Guenin mengatakan, jika para penumpang, kru dan pilot dapat mendapatkan jaminan bahwa pesawat yang mereka tumpangi aman dari Virus Corona, dapat dipastikan industri penerbangan akan kembali bernyawa.
"Sebagian besar armada kami terbengkalai di hanggar (tempat penyimpanan pesawat, red). Semoga saja robot ini mengubah segalanya," kata Mehdi.