SUKABUMIUPDATE.com - Kuil Dewa Laba-laba berusia 3.200 tahun ditemukan di Lembah Viru, Lambayeque, Peru dengan bagian yang masih utuh berukuran 50 kali 20 kaki atau 15 kali enam meter.
Arkeolog Regulo Franco Jordan mengatakan, kuil tersebut pertama kali ditemukan penduduk setempat saat menggali dengan mesin untuk perluasan perkebunan gula dan alpukat. Penduduk kemudian melaporkan temuan itu ke pemerintah.
Melansir dari laporan The Sun, Selasa, 30 Maret 2021, tim arkeolog selanjutnya mendatangi kuil serta mempelajari mural raksasa dan gambar-gambar dewa misterius terukur di batu. Semula, arkeolog mengira mural raksasa tersebut disembah penduduk untuk tujuan meminta hujan dan kesuburan. Namun setelah penelitian intensif, bangunan itu ternyata adalah kuil kuno.
Tidak ada yang tahu pasti nama sebenarnya kuil tersebut. Tetapi arkeolog memberi nama Kuil Dewa Laba-laba karena banyaknya gambar laba-laba yang memegang pisau terukir di batu.
Jordan mengatakan sekelompok orang yang disebut komunitas Cupisnique, diperkirakan menjadi pihak yang membangun mural itu ribuan tahun lalu atau ketika mereka tinggal di Lembah Viru, Lambayeque.
Cupisnique sendiri adalah masyarakat budaya asli pra-Columbus yang berkembang sejak 1.500 sampai 500 Sebelum Masehi. Mereka menyebar di sepanjang pantai Pasifik di Utara Peru.
Gaya arsitektur Cupisnique khas dengan gaya rumah tanah liat dan berbagai karya artistik serta simbol keagamaannya mirip Chavin, budaya yang muncul di tempat tersebut di kemudian hari.
Orang-orang Cupisnique menggunakan pewarna tertua seperti oker untuk membuat desain laba-laba. Kuil ini juga kemungkinan pernah digunakan sebagai situs pemakaman dan tempat pemujaan dewa air karena letaknya di sebelah sungai.
"Apa yang kami temukan saat ini adalah sebuah kuil yang pernah menjadi pusat seremonial ribuan tahun lalu," kata Franco Jordan kepada La Republica, Peru.
Laba-laba di kuil, Jordan, berkaitan dengan air. Laba-laba adalah hewan penting dalam budaya pra-Hispani, dengan masyarakat yang hidup menurut kalender upacara. "Sepertinya ada upacara air suci khusus antara Januari dan Maret ketika hujan turun dari daerah yang lebih tinggi," katanya.
Kuil Dewa Laba-laba itu kini terdaftar sebagai monumen dilindungi dan tidak akan mengalami kerusakan lagi.