SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah ilmuwan dari Universitas Arizona mulai menyusun rencana pengiriman sperma dan sel telur ke Bulan sebagai upaya antisipasi kepunahan yang saat ini sudah mengancam akibat berbagai masalah yang ada di Bumi.
Dalam laporan berjudul "Lunar Pits and Lava Tubes for a Modern Ark", mereka mempresentasikan rencana pembangunan gudang sel reproduksi di dasar permukaan Bulan. Gudang ini berfungsi menyimpan sperma dan sel telur spesies Bumi untuk keperluan genting, seperti saat terjadi bencana yang secara drastis menurunkan jumlah populasi dunia.
Dikutip dari laporan penelitian yang dipublikasikan di website Researchgate, ada beberapa ratus lubang yang ditemukan di permukaan Bulan. Lubang ini dihipotesiskan sebagai sisa tabung lava. Mengingat Bulan tidak aktif secara geologis, maka tabung lava ini bisa menjadi tempat berlindung yang sangat baik.
Tabung lava ini tidak hanya bisa menjadi tempat berlindung bagi habitat manusia, namun juga bisa menjadi lokasi yang ideal untuk menampung benih, sperma, sel telur, serta DNA spesies hewan dan tumbuhan yang terancam punah di Bumi. Tabung lava Bulan adalah lokasi yang sangat baik, terlindung dari radiasi, perubahan suhu, dan dampak meteorit kecil.
Laporan ini menyebut, Bumi sedang mengalami perubahan signifikan yang mengakibatkan hilangnya seluruh ekosistem, kepunahan ribuan spesies, dan membahayakan rantai makanan kritis yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia.
Bumi juga menghadapi ancaman perang nuklir yang mengerikan, perubahan iklim yang dipercepat, keracunan lingkungan, dan bencana alam seperti letusan gunung berapi super, gempa bumi, tsunami, dan dampak asteroid.
Lubang ini memiliki kedalaman hampir 80 meter dengan diameter 80-100 meter. Suhunya diperkirakan -25 derajat celcius dibandingkan dengan suhu permukaan yang mencapai 130 derajat celcius pada siang hari dan hingga -150 derajat celcius pada malam hari.
Untuk menyimpan benih, sperma, sel telur, dan DNA akan membutuhkan suhu kriogenik (ilmu yang mempelajari materi dengan temperatur sangat rendah) di bawah -180 derajat celcius.
Kondisi tersebut memungkinkan untuk menyimpan biji-bijian, sel telur, sperma dengan aman, dan DNA pada suhu kriogenik tanpa risiko pembusukan selama beberapa waktu.
Laporan ini memperluas konsep sebelumnya tentang membangun basis manusia di dalam jaringan tabung lava untuk mengembangkan bahtera robot modern yang berisi benih, sel telur, sperma, dan DNA.
Para ilmuwan ini mempersembahkan desain modular (bersifat standar) yang dapat diperluas dari bahtera modern yang akan melestarikan bio-material. Gudang penyimpanan tersebut akan diberdayakan menggunakan fotovoltaik (sektor teknologi dan penelitian yang berhubungan dengan aplikasi panel surya untuk energi dengan mengubah sinar Matahari menjadi listrik) yang terletak di permukaan Bulan.
Sementara dikutip dari New York Post pada Selasa, 23 Maret 2021, tempat tersebut akan menjadi gudang sel reproduksi, sperma, dan sel telur dari 6,7 juta spesies di Bumi, termasuk manusia.
"Bumi secara alami adalah lingkungan yang mudah menguap," kata penulis laporan penelitian ini, Jekan Thangavelautham. Laporan ini pun telah disampaikan dalam Konferensi Dirgantara Institute of Electrical and Electronics Engineers pada 20 Maret 2021.
Thanga mengatakan, banyak tumbuhan dan hewan yang sangat terancam punah dan menyebut letusan Gunung Toba di Indonesia 75.000 tahun yang lalu sebagai alasan untuk khawatir, dengan mengatakan hal itu menyebabkan periode pendinginan 1.000 tahun dan sejalan dengan perkiraan penurunan dalam keragaman manusia.
Thanga menambahkan bahwa dia mengaku terkejut dengan betapa hemat biayanya misi tersebut, menurut perkiraan back-of-an-envelope atau hitungan kasar.
Untuk mengangkut 50 sampel dari setiap spesies (target 6,7 juta) dibutuhkan 250 peluncuran roket. Sebagai perbandingan, 40 peluncuran diperlukan untuk membangun Stasiun Luar Angkasa Internasional yang berada di orbit rendah Bumi - jauh lebih dekat daripada bulan.
"Ini tidak terlalu besar," katanya.