SUKABUMIUPDATE.com - Elon Musk berencana akan membangun tempat peluncuran roket di Biak, Papua. Namun, bos SpaceX dan Tesla itu harus bersaing dengan Roscosmos, sebuah lembaga Badan Antariksa Rusia.
Biak terletak hanya satu derajat dari garis Ekuator atau Garis Khatulistiwa. Kondisi ini menjadikan Biak sebagai lokasi yang ideal untuk peluncuran roket ke luar angkasa. Dari Biak, Elon Musk bakal meluncurkan roket melewati atmosfer dengan teknologi roket SpaceX yang dikenal menggunakan bahan bakar organik dan hemat.
Elon Musk bukanlah orang pertama yang mengincar Biak sebagai tempat peluncuran roket. Roscosmos dikabarkan telah dahulu menyusun rencana pembangunan landasan peluncuran roket untuk tahun 2024 mendatang.
Di Biak, kabar Elon Musk akan membangun landas luncur roket dalam waktu dekat menimbulkan kemarahan sejumlah orang dan penduduk asli Papua. Pembangunan landas luncur roket dipastikan akan merusak ekosistem Papua.
Proyek Starlink, Roket SpaceX Akan Membawa 12 Ribu Satelit
SpaceX sedang mengerjakan proyek Starlink yang dirancang untuk menyediakan internet broadband berkecepatan tinggi di seluruh dunia. Rencananya, proyek ini rencananya akan selesai pada tahun 2027 mendatang dengan 12 ribu satelit akan mengorbit rendah mengitari Bumi.
Presiden Joko Widodo telah menawarkan Biak sebagai tempat peluncuran roket kepada Elon Musk. Papua memiliki sumber daya alam dan mineral yang kaya seperti tembaga dan nikel yang sangat dibutuhkan untuk industri luar angkasa.
Bagi penduduk Biak, proyek Starlink dipastikan akan mengubah cara hidup penduduk. Tidak akan ada lagi perburuan dan kehidupan yang sebelumnya bergantung kepada alam.
"Tapi jika kami protes, kami akan ditangkap," kata Manfun Sroyer, seorang kepala suku di Biak seperti dikutip SputnikNews.
Namun berbeda dengan pernyataan Manfun, dilansir dari The Guardian, Pemerintah Kabupaten Biak Numfor menilai kawasan Biak akan menjadi Space Island dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dan kehidupan ekonomi penduduk di sana.