SUKABUMIUPDATE.com - Populasi primata endemik Owa Jawa di Gunung Gede Pangrango bertambah dengan kehadiran bayi betina lucu dari pasangan Jolly dan Boby. Bayi owa jawa ini lahir dengan proses caesar (sesar).
Balai Besar TNGGP (Taman Nasional Gunung Gede Pangrango) merilis foto dan informasi kelahiran bayi owa jawa tersebut pada 9 Februari 2021 silam. Bayi owa jawa ini lahir di tiga hari setelah peringatan Hari Primata Indonesia yang jatuh pada 30 Januari 2021.
Bayi yang belum diberi nama ini lahir di Javan Gibbon Center (JGC), Resort PTN Wilayah Bodogol Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, 3 Februari 2021 lalu dari pasangan Jolly (betina) dan Boby (jantan). Keduanya adalah penghuni (JGC) yang merupakan merupakan pusat pelestarian Owa jawa, kerja sama Balai Besar TNGGP dengan Yayasan Owa Jawa (YOJ) yang didukung Conservation International Indonesia (CI Indonesia).
"Ini adalah kelahiran ketiga Jolly melalui operasi cesar. Lahiran pertama si Billy betina 28 April 2018, kedua Desember 2019 namun anaknya mati setelah beberapa hari dirawat, dan lahiran ketiga 3 Februari 2021," tulis Nidia Opinta (Polisi Kehutanan Pelaksana Lanjutan) dan Agung Gunawan(Pengendali Ekosistem Muda) pada SPTN Wilayah V Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III, dalam website TNGGP.
Nidia dan Agung menceritakan proses kelahiran bayi betina ini. Satu satu hari sebelum kelahirannya, tepat pukul 14.00 WIB, drh. Pristi, M.Si. dokter hewan di JGC mendapatkan laporan animal keeper aty perawat satwa JGC yaitu Ayung bahwa Jolly menunjukan gejala inisial proses kelahiran atau biasa disebut kontraksi.
"Karena kontraksinya sudah lebih dari 12 jam dan bayi yang tak kunjung lahir, maka perlu dilakukan segera tindakan medis. Dari sini kekhawatiran kami dimulai. drh. Pristi (JGC) dan drh. Permana (Pusat Studi Satwa Primata, IPB), yang dibantu Sdr. Ayung, serta disaksikan oleh petugas dari Resort PTN Wilayah Bodogol TNGGP, melakukan tindakan bedah caesar untuk menyelamatkan induk dan bayi," sambung Nidia dan Agung.
Cerita perjuangan dalam proses kelahiran ini pun berlanjut. Saat bayi dikeluarkan menurut penulis sempat dalam kondisi leher terlilit tali pusar (ari-ari), dengan sigap dan perlahan lilitan tersebut dilepaskan dan tubuhnya dibersihkan dari darah yang menempel.
"Dorongan kuat si bayi saat ingin keluar dari perut induknya pun nampak berupa memar-memar di area pelipis mata dan mulut. Karena lilitan itulah bayi Owa jawa tersebut tidak bisa lahir secara normal," ungkap penulis.
Baca Juga :
Ternyata kekhawatiran dokter dan petugas TNGGP belum usai karena muncul masalah pernapasan bayi Owa jawa tersebut pasca kelahiran, seperti sesak ." Alhamdulillah setelah menunggu beberapa menit kemudian, tangisan bayi owa jawa ini terdengar, makin membesar ketika drh. Pristi meletakkan bayi mungil itu di atas tubuh induknya.
Setelah proses caesar selama 25 menit, bayi Jolly dan Boby pun lahir dengan sehat. berjenis kelamin betina dan berat 370 gram berhasil pada hari Rabu (03/02/2020) tepat pukul 10.25 WIB. Proses caesar berlangsung sekitar 25 menit.
Bayi Jolly ini akan bertumbuh di lokasi konservasi hingga waktunya siap dilepas liar ke habitat. Sejak tahun 2003, jumlah Owa jawa yang direhabilitasi di JGC sebanyak 50 ekor , 32 individu diantaranya telah dilakukan pelepasliaran.
"Semoga dapat berkembang dengan baik, agar nanti bisa menikmati “rumah” yang sesungguhnya," pungkas Nidia dan Agung.
Ingat Pesan Ibu: Wajib 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan dan membatasi mobilitas serta aktivitas di luar rumah). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan COVID-19 di setiap kegiatan.