Belum Lengkap Kalau Makan tanpa Nasi! Melihat Sejarah Padi di Indonesia

Selasa 19 Januari 2021, 05:02 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Belum lengkap kalau makan tanpa nasi. Begitu kira-kira ungkapan yang sering kita dengar dari masyarakat Indonesia. Tidak mengherankan memang, karena makanan berbahan dasar padi tersebut sudah cukup lama menjadi makanan pokok di negeri ini. Tapi bagaimana sejarah itu bermulai?

Salah satu kisah dalam naskah kuno Tantu Panggelaran yang digubah sekitar abad ke-15 menceritakan, zaman dahulu melintas empat ekor burung, yakni perkutut, puter, derkuku merah, dan merpati hitam tunggangan Bhatara Sri.

Lima anak Raja Makukuhan memburu dan berhasil menembaknya dengan ketapel. Jatuhlah tembolok burung-burung tersebut yang berisi biji berwarna kuning, putih, merah, dan hitam. Karena baunya yang wangi, kelima anak raja lalu memakan biji berwarna kuning sampai habis dan hanya menyisakan kulitnya.

Raja Makukuhan lalu mengambil dan menanamnya. Dari biji-biji tersebut kemudian tumbuh padi putih, hitam, dan merah. Sedangkan dari kulit biji berwarna kuning tumbuh kunyit.

Selain dari kisah tersebut, mitos munculnya padi juga termaktub dalam berbagai naskah kuno dan cerita lisan dengan beragam versi.

Padi yang diolah menjadi beras dan ditanak menjadi nasi memang tidak dapat dipisahkan dari hajat hidup masyarakat Indonesia. Tapi ternyata, makanan ini masih kalah tua dari makanan pokok lain di Asia Tenggara seperti sagu, talas atau keladi, dan sejenis gandum.

Padi berasal dari India lalu menyebar ke beberapa wilayah hingga akhirnya tiba ke Nusantara.

Anthony Reid dalam Asia Tenggara Kurun Niaga 1450-1680 menulis bahwa pada abad ke-15, padi atau beras telah menjadi tanaman yang lebih disukai karena bisa tumbuh dengan baik.

Dalam sumber yang lain disebutkan, ada dua peninggalan ihwal sejarah tanaman yang masuk dalam genus Oryza ini. Pertama, padi merupakan tanaman endemik Nusantara. Kedua, tanaman ini dibawa oleh orang China dan India.

Hal itu disebabkan masyarakat Nusantara sebelumnya menjadikan umbi-umbian sebagai makanan pokok, namun pada masa Hindu-Budha pedagang Tionghoa dan India membawa padi dan oleh masyarakat lokal dibudidayakan.

Beras sendiri telah diperdagangkan ketika Kongsi Dagang Hindia Belanda (VOC) memulai petualangannya di Hindia Belanda. Selain di Jawa, kantong-kantong produksi beras juga muncul di Lombok, Sulawesi Selatan, dan Sumbawa.

Produksi beras mengalami peningkatan di masa kolonial, bahkan hingga mengekspornya ke Belanda dan sejumlah negara di Asia Selatan. Meskipun begitu, beras saat itu belum menjadi makanan pokok masyarakat Nusantara.

Pejabat Biro Pusat Statistik Hindia Belanda yang mengawasi pertanian pribumi, A.M.P.A Scheltema menuturkan, sebagian masyarakat masih menganggap beras sebagai komoditas utama perdagangan. Sehingga meskipun jumlah produksi beras cukup besar di wilayah tertentu, masyarakat setempat lebih memilih sumber pangan yang lebih murah macam singkong dan jagung, serta menjual beras yang diproduksinya.

Tak hanya itu, faktor adat juga mempengaruhi konsumsi makanan masyarakat. Mereka memandang bahwa makanan paling enak adalah makanan yang telah disukai sejak nenek moyang mereka.

Scheltema menulis, beras belum menjadi makanan utama bagi sebagian besar penduduk pribumi saat itu, setidaknya hingga paruh pertama abad ke-19. Mengkonsumsi nasi menjadi semakin penting dalam seratus tahun terakhir akibat perluasan sawah secara besar-besaran. Tulisan Scheltema tersebut tertuang dalam Sejarah Statistik Ekonomi Indonesia yang disunting Pieter Creutzberg dan J.T.M van Laanen.

Namun saat ini sebagian masyarakat Indonesia mengkonsumsi nasi. Masalah lain muncul saat produksi padi menurun.

Dalam catatan sejarah, dari era Soekarno hingga Soeharto, pemerintah berusaha meningkatkan produksi padi dan seiring dengan itu dilancarkan program diversifikasi pangan.

Karena apa mau dikata, orang bilang rasanya belum makan jika tanpa nasi. Katanya, belum kenyang.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, luas panen padi pada tahun 2020 sendiri diperkirakan sebesar 10,79 juta hektar, mengalami kenaikan sebanyak 108,93 ribu hektar atau 1,02 persen dibandingkan luas panen tahun 2019 yang sebesar 10,68 juta hektar.

Kemudian, produksi padi pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 55,16 juta ton GKG, mengalami kenaikan sebanyak 556,51 ribu ton atau 1,02 persen dibandingkan produksi di tahun 2019 yang sebesar 54,60 juta ton GKG.

Jika potensi produksi padi pada tahun 2020 dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi beras pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 31,63 juta ton, mengalami kenaikan sebanyak 314,10 ribu ton atau 1,00 persen dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 31,31 juta ton.

Sumber: Historia | Badan Pusat Statistik

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi22 November 2024, 15:46 WIB

Sukabumi dalam Lingkaran Setan Judi Online

Sadbor merupakan fenomena gunung es kasus judi online di Sukabumi.
Foto ilustrasi tentang kasus judi online di Sukabumi. | Foto: SU
Food & Travel22 November 2024, 15:30 WIB

Curug Dengdeng, Surga Air Terjun Tersembunyi di Garut Selatan

Air Terjun Dengdeng adalah sebuah objek wisata alam tersembunyi yang terletak di bagian selatan Kota Intan, Garut.
Curug Dengdeng Garut Selatan. Foto: IG/curugdengdeng_grt
Sukabumi Memilih22 November 2024, 15:16 WIB

Debat Pilbup Sukabumi: Asep Japar-Andreas Sampaikan Kunci Mewujudkan Sukabumi Mubarakah

Paslon nomor urut 2, Asep Japar-Andreas paparkan komitmen dan kunci dalam mewujudkan Kabupaten Sukabumi Mubarakah.
Paslon nomor urut 1 Asep Japar-Andreas saat memaparkan visi-misi dalam sesi pertama debat publik terakhir Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024. (Sumber : Youtube Sukabumiupdate)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 15:13 WIB

Debat Pilbup Sukabumi: Iyos-Zainul Sebut Solusi Masyarakat Sejahtera Tak Cukup Melanjutkan

Paslon Iyos-Zainul berkomitmen mengelola seluruh potensi demi mewujudkan Sukabumi yang Agamis, Sejahtera, Inovatif dan Kolaboratif.
Paslon nomor urut 1 Iyos-Zainul saat memaparkan visi-misi dalam sesi pertama debat publik terakhir Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024. (Sumber : Youtube Sukabumiupdate)
Inspirasi22 November 2024, 15:00 WIB

Loker Sukabumi Sebagai Cook/Commis 1 Minimal SMK, Cek Kualifikasinya Disini!

Apabila kamu tertarik dengan lowongan kerja ini, segera daftarkan diri sekarang juga!
Ilustrasi. Loker Sukabumi Sebagai Cook/Commis 1 Minimal SMK, Cek Kualifikasinya Disini! (Sumber : Freepik)
Sukabumi Memilih22 November 2024, 14:55 WIB

Debat Publik II Pilbup Sukabumi 2024, Tim Asep Japar - Andreas: Visi Misi

Ajang adu gagasan pasangan calon ini disiarkan secara langsung oleh stasiun tv nasional atau bisa diakses melalui kanal youtube sukabumiupdate.com.
Paslon 02 pilkada kabupaten sukabumi 2024, Asep Japar - Andreas (Sumber: dok kpu kabupaten sukabumi)
Life22 November 2024, 14:39 WIB

Media Sosial: Senjata Baru dalam Kampanye Politik?

Media sosial mengubah kampanye politik: cepat, luas, dan interaktif. Namun, hoaks dan manipulasi jadi tantangan. Bagaimana memanfaatkan peluangnya tanpa terjebak risikonya? Simak ulasannya di sini!
Media sosial: alat kampanye politik yang efektif, tapi penuh tantangan. Bijaklah dalam menggunakan dan menerima informasi! (Sumber : freepik)
Food & Travel22 November 2024, 14:30 WIB

Wisata Alam Karacak Valley, Menikmati Keindahan Hutan Pinus dan Curug di Garut Kota

Karacak Valley Garut adalah pilihan yang tepat untuk wisatawan yang mencari ketenangan dan keindahan alam yang masih asri.
Kawasan Taman Wisata Karacak Valley terletak di perbukitan dengan pemandangan hutan pinus yang masih asri. Foto: IG/karacak_valley
Sukabumi Memilih22 November 2024, 14:28 WIB

Debat Publik II Pilbup Sukabumi 2024, Tim Iyos-Zainul: Pengalaman 38 Tahun

Dengan pengalaman Pak Iyos selama 38 tahun di pemerintahan dan Pak Zainul yang juga berpengalaman dalam mengelola pemerintahan, kami tetap percaya diri.
Paslon 01 Pilkada Kabupaten Sukabumi 2024 (Sumber: dok kpu kabupaten sukabumi)
Bola22 November 2024, 14:00 WIB

Prediksi Persib Bandung vs Borneo FC di Liga 1 2024/2025: H2H, Susunan Pemain dan Skor

Persib Bandung vs Borneo FC akan tersaji malam ini Jumat (22/11/2024), mulai pukul 19.00 WIB.
Persib Bandung vs Borneo FC akan tersaji malam ini Jumat (22/11/2024), mulai pukul 19.00 WIB. (Sumber : X/@BorneoSMR/@persib).