Nelayan Sukabumi Wajib Tahu! Jika Tsunami Menyergap Pantai Selatan

Selasa 15 Desember 2020, 06:35 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Saat tsunami berpotensi terjadi pasca gempa kuat di pesisir, nelayan dihimbau untuk tidak mendekati daratan. Nelayan yang tengah berada di perairan akan lebih selamat jika tetap berada ditengah lautan atau memacu perahu dan kapalnya menjauhi lautan sebelum tsunami terjadi.

Hal ini mengemuka dalam sosialisasi subsistem pendukung peringatan dini Tsunami atau mitigasi bencana tsunami yang dilaksanakan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi sejak kemarin hingga 16 Desember 2020 mendatang. Banyak informasi penting yang disampaikan di forum ini, yang belum banyak diketahui oleh warga pesisir Sukabumi khususnya Palabuhanratu.

Palabuhanratu sebagai ibu kota Kabupaten Sukabumi yang padat penduduk ternyata menjadi salah satu kawasan yang memiliki potensi diterjang tsunami. Teluk palabuahnratu punya sejumlah patahan lokal dan berhadap langsung dengan zona megathrust, yang sewaktu-waktu bisa membangkitan gempa besar dan memicu tsunami dasyat.

Setidaknya ini testimoni yang diungkapkan Danramil 2202, Kapten Inf. Budi Hadi Priyadi yang juga menjadi salah satu peserta sosialisasi ini. "Saya pribadi sangat mengapreasiasi kegiatan sosialisasi ini. Bagus karena sumber informasinya langsung dari  BMKG," jelasnya Danramil kepada sukabumiupdate.com, Senin kemarin (14/12/2020).

BACA JUGA: Hanya 25 Menit, Waktu Emas Warga Pesisir Sukabumi Jika Tsunami Megathrust Terjadi

Ia berhadap perwakilan lembaga dan warga pesisir yang ikut dalam sosialisasi ini bisa menjadi agen penyampai informasi ke masyarakat, soal potensi bencana tsunami dan apa yang harus dilakukan.

"Kita dan masyarakat yang hadir minimal bisa mengenali tanda-tanda sebelum terjadi Tsunami. Seperti gempa yang cukup besar dilanjut terjadi surutnya air laut. Ternyata  warga pesisir waktu hanya punya golden time 20 sampai 25 Menit untuk segera meninggalkan wilayah dataran rendah menuju tempat evakuasi yang tinggi," lanjut ujar Budi Hadi.

Bahkan dari sosialisasi ini, nelayan jadi tahu jika tsunami terjadi apa yang harus dilakukan saat mereka tengah berada di perairan. Menurut Budi, nelayan yang sedang berada di laut setelah terjadi gempa tidak dianjurkan untuk merapat ke daratan atau pantai, "artinya saat terjadi tsunami kapal nelayan sebaiknya diarahkan ke tengah," sambung Budi.

Ia berharap kegiatan mitigasi tsunami ini harus sering disosialisasikan dan dilatihkan kepada masyarakat pesisir. Latihan atau simulasi harus menjadi kegiatan rutin warga pesisir Sukabumi khususnya Palabuahnratu yang memiliki populasi jiwa yang cukup tinggi.

BACA JUGA: Laut Selatan Sukabumi Rawan Tsunami, Ini Komitmen BMKG untuk Masyarakat

Dengan banyaknya latihan membiasakan masyarakat menghadapi suasana yang situasional. Tahu titik dan jalur evakuasi termasuk paham barang barang apa yang perlu dibawa ke tempat evakuasi karena tidak semua barang perlu dibawa.

"Ya diharapkan mereka (Masyarakat perwakilan) nantinya selesai ini dapat jadi narasumber di tingkat RT sampai RW dan desa, jangan sampai karena tidak di sosialisasikan nantinya saat terjadi bencana itu, banyak yang menuju daerah evakuasi menggunakan kendaraan mobil, itu tentunya akan menghambat jalan dan rawan kecelakaan juga," terangnya.

BMKG dalam sosialisasi tersebut memberberkan kajian bahwa Pantai Selatan Jawa Barat, termasuk laut Sukabumi, memiliki risiko bencana tsunami yang tinggi. Salah satunya keberadaa  zona megathrust di laut selatan Sukabumi yang memiliki gempa tertarget hingga 8,7 magnitudo.

Dalam sejumlah simulasi yang dibikin oleh para ahli gempa, jika gempa tertarget terjadi maka zona megathrust akan memicu tsunami hingga ketinggian minimal tiga meter, pesisir Sukabumi. BMKG sendiri sebagai upaya peringatan dini tsunami sudah memasang sejumlah alat seperti WRS, aplikasi android WRS mobile, dan Info BMKG. Termasuk SMS, email, fax, website, dan media sosial. 

BACA JUGA: Memahami Gempa Megathrust dan Tsunami Selatan Jawa

Kepala Balai Wilayah II BMKG Hendro Nugroho, dalam kesempatan ini kembali menegaskan pentingnya mitigasi bencana tsunami dapat memperkecil risiko yang terjadi. Perlu ada upaya konkrit dalam mengurangi kerentanan dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana tsunami tersebut.

"Untuk itu para pemangku kepentingan bidang kebencanaan perlu terus meningkatkan kemampuan, sarana, dan prasarana dalam menghadapi tsunami. Beberapa upaya yang dapat dilakukan dengan membangun kesiapsiagaan masyarakat dalam merespon peringatan dini tsunami dari BMKG, pemasangan sirene tsunami, penyiapan jalur dan rambu evakuasi, serta membangun tempat evakuasi sementara," sambungnya.

Kegiatan BMKG ini mengundang Pemerintah Desa Citepus, Kelurahan Palabuhanratu, BPBD Kabupaten Sukabumi, BPBD Jawa Barat, Koramil 2202 Palabuharatu, serta pemangku kepentingan kebencanaan dan wakil kelompok masyarakat.  "Nanti selesai kegiatan ini kita akan bentuk Tim Siaga Bencana di Desa Citepus dan Kelurahan Palabuhanratu yang anggotanya terdiri dari warga yang mampu dan aktif sebagai pengerak dalam penanggulangan bencana tsunami di daerahnya," pungkasnya.

Ingat pesan ibu: Wajib 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun). Redaksi sukabumiupdate.com mengajak seluruh pembaca untuk menerapkan protokol kesehatan Covid-19 di setiap kegiatan.

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Sehat22 November 2024, 10:00 WIB

7 Khasiat Belimbing untuk Kesehatan, Salah Satunya Atasi Maag

Belimbing memang menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan. Buah yang satu ini memiliki rasa yang segar dan kandungan nutrisi yang cukup lengkap.
Ilustrasi - Belimbing, selain enak ternyata memiliki sejumlah manfaat kesehatan. | (Sumber : Pixabay.com/sarangib)
Internasional22 November 2024, 09:57 WIB

Prabowo Perpanjang Kunjungan Luar Negeri, Setelah dari Inggris ke Uni Emirat Arab

Awalnya, Inggris menjadi negara terakhir dalam rangkaian kunjungan luar negeri Presiden Prabowo Subianto yang dilakukan sejak 8 November 2024.
Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri KTT G20 yang berlangsung di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, pada Senin, 18 November 2024. (Sumber : Setneg RI)
Food & Travel22 November 2024, 09:00 WIB

Resep Scrambled Egg Toast, Roti Panggang Telur Creamy yang Simpel Dibuat

Scrambled Egg Toast sangat populer sebagai menu sarapan karena praktis, lezat, dan kaya protein.
Ilustrasi. Scramble Egg Toast. (Sumber : Freepik/Timolina)
Sukabumi22 November 2024, 08:36 WIB

Pohon Duku 12 Meter Tumbang Rusak Rumah Warga Nagrak Sukabumi

Dampak hujan deras, pohon duku setinggi 12 meter tumbang rusak rumah warga di Nagrak Sukabumi.
Kondisi rumah yang tertimpa pohon duku tumbang di Desa Pawenang, Nagrak Sukabumi, Kamis, 21 November 2024 | Foto : P2BK Nagrak
Sehat22 November 2024, 08:00 WIB

13 Manfaat Petai untuk Kesehatan: Kunci Jantung Sehat dan Tubuh Bugar

Meski sering dikeluhkan karena baunya yang menyengat, petai ternyata memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Apa saja manfaatnya? Yuk, simak penjelasannya!
Ilustrasi manfaat petai untuk kesehatan (Sumber : pexels.com/@STUDIO LIMA)
Sukabumi22 November 2024, 07:56 WIB

Sekda Ade Suryaman Hadiri Rapat Banggar DPRD Sukabumi

Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman, menghadiri Rapat Kerja Gabungan Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Kabupaten Sukabumi
Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi Ade Suryaman dan Ketua DPRD Kabupaten Sukabumi Budi Azhar Mutawali | Foto : Dokpim
Sukabumi Memilih22 November 2024, 06:55 WIB

Adu Kekayaan Pasangan Cabup Cawabup Sukabumi, Siapa Paling Kaya?

Pilkada 2024 di Kabupaten Sukabumi akan diikuti oleh dua pasangan calon, mereka adalah Iyos Somantri - Zainul yang diusulkan oleh koalisi 11 partai politik dan Asep Japar - Andreas yang diusulkan oleh koalisi 5 partai politik.
Pasangan calon Pilkada Kabupaten Sukabumi: Iyos Somantri-Zainul dan Asep Japar-Andreas | Foto : sukabumiupdate
Science22 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 22 November 2024, Siang Hari Turun Hujan

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024.
Ilustrasi Hujan. Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan berawan pada 22 November 2024. (Sumber : Pixabay)
Sukabumi Memilih21 November 2024, 22:29 WIB

Dukungan Istri, Dibalik Optimisme Asep Japar Menjemput Kemenangan Pilkada Sukabumi

Asep Japar, calon bupati Sukabumi nomor urut 2, melangkah dengan penuh semangat dalam menghadapi pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sukabumi
Asep Japar dan istri | Foto : Sukabumiupdate
Sehat21 November 2024, 21:00 WIB

7 Penyebab Gagal Jantung Sisi Kiri : Simak Diagnosis dan Cara Penanganannya

Gagal jantung sisi kiri terjadi ketika ventrikel kiri jantung tidak bisa memompa darah secara efektif ke seluruh tubuh.
Ilustrasi gagal jantung sebelah kiri (Sumber : Freepik/@wayhomestudio)