SUKABUMIUPDATE.com – Warga Jawa Barat khususnya Sukabumi diminta untuk meningkatkan kewaspadaan ancaman bencana hidrologi. Peneliti mematau keberadaan pusaran angin yang disebut vorteks menguat di selatan khatulistiwa dan membentuk garis badai.
Dikutip dari tempo.co, tiupan angin kencang membuat garis badai itu menjalar cepat. “Dari Samudera Indonesia menuju Jawa bagian barat,” kata Erma Yulihastin, peneliti klimatologi di Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), lewat keterangan tertulis, Ahad, 22 November 2020.
Efek dari badai yang berarak sebagai struktur utuh itu akan menimbulkan hujan deras disertai angin kencang sejak siang hingga malam hari. “Masyarakat agar mewaspadai maraknya hujan badai karena evolusi vorteks di Samudera Indonesia,” ujarnya. Evolusi vorteks itu dari hasil analisisnya semakin kuat dan membesar hingga beberapa hari mendatang.
Vorteks merupakan pusaran angin dengan radius 10–100 kilometer atau berskala meso. Jangkauan radius vorteks itu masih di bawah radius badai atau siklon tropis yang bisa mencapai 1.000 kilometer lebih.
Sebelum menjadi badai, vorteks terpantau muncul secara ganda. “Yaitu di bagian utara dan selatan ekuator yang terbentuk di Samudera Indonesia pada 21 November 2020,” kata Erma.
Kronologisnya, vorteks utara menimbulkan angin kencang dan hujan deras yang melanda sebagian besar kawasan pesisir barat Sumatera pada Sabtu dini hari dan di Jawa pada Sabtu sore. Sementara vorteks selatan yang terbentuk di atas Samudera Indonesia pada pagi hari mencapai fase matang pada pukul 13.00 WIB.
Menurut Erma, penguatan vorteks pada Ahad 22 November 2020 telah memicu pembentukan sistem garis badai (squall line). Garis badai itu menjalar secara cepat karena tiupan angin kencang yang disebabkan perbedaan dua jenis massa udara antara udara lembap di bawah dan udara kering di atas (gust front).
SUMBER: TEMPO.CO