SUKABUMIUPDATE.com - Tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember atau ITS Surabaya menawarkan inovasi 'Elang System', sebuah sistem tilang elektronik yang diklaim lebih cerdas daripada sistem tilang elektronik yang ada saat ini. Gagasan inovasi ini diganjar medali perak dalam Pagelaran Mahasiswa Nasional bidang Teknologi, Informasi, dan Komunikasi XIII, kategori Kota Cerdas (Smart City).
Gelaran kompetisi itu diselenggarakan Pusat Prestasi Nasional, yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bersama Telkom University secara daring, beberapa waktu lalu. Tim dari ITS yang menamakan dirinya ION terdiri dari tiga mahasiswa Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota dan Departemen Sistem Informasi.
Mereka--Muhammad Akbar Makhbubi, Tiara Hikmata Billah, dan Raisa Zahra Fadila--mempresentasikan Electronic Tilang System atau yang disingkat 'Elang System'. Ketua Tim ION, Akbar, menerangkan cara kerja sistem yang berlogo mata elang ini yakni dengan mengintegrasikan data input asal tangkapan Closed-Circuit Television (CCTV) serta aduan masyarakat.
'Elang System', Bobi--sapaan Akbar--menambahkan, memanfaatkan teknologi Deep Learning pada CCTV serta Artificial Intelligent (AI) dalam pengolahan datanya. "Selanjutnya, hasil olahan data tersebut disajikan dalam basis web serta aplikasi dengan bantuan Framework Laravel," katanya, Jumat 6 November 2020.
Berbeda dengan sistem tilang elektronik yang pernah ada, Elang System disebut Bobi memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya adalah adanya fitur aduan masyarakat untuk melaporkan bila menjadi korban praktik pungutan liar alias pungli.
Sistem yang sama juga dilengkapi fitur berita yang diperbarui tiap waktu, juga fitur pembayaran yang beragam sehingga dapat memudahkan proses tilang bagi masyarakat. Untuk pemerintah, hasil tangkapan kamera CCTV dari tilang elektronik ini juga dapat digunakan untuk melakukan Traffic Counting secara otomatis.
Sehingga, kata Bobi menambahkan, dapat menghimpun data Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) dan data Matriks Asal Tujuan (MAT) dengan lebih cepat dan akurat. Data-data tersebut penting dalam perencanaan sistem transportasi. "Jika data-data itu diolah, dapat dihasilkan output berupa Decision Support System (DSS) yang dapat membantu pemerintah dalam pengambilan keputusan atau kebijakan," katanya.
Sumber: Tempo.co