SUKABUMIUPDATE.com - Tim mahasiswi dari Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran membuat pasta gigi dalam bentuk tablet. Racikan bahannya menggunakan bahan nano atau partikel berukuran sangat kecil untuk menguatkan gigi. Sedang kemasannya disiapkan dari tabung bambu demi produk yang ramah lingkungan.
Pasta tablet bernama Ellite itu dikembangkan oleh Nur Fauziana Hayuningtyas, Ayu Safitrie, Ayu Rahma Diana, dan Rhayza Salsabila Mardhatillah. Mereka mahasiswi dari Fakultas Kedokteran Gigi serta Fakultas Farmasi angkatan 2016 dan 2017 yang dibimbing dosen dari kedua fakultas tersebut yaitu Arief Cahyanto dan Nasrul Wathoni.
Sejak Juli lalu, tim yang dibentuk sejak Mei 2020 itu punya gagasan ingin membuat pasta gigi tablet untuk mengurangi limbah kemasan pasta gigi yang berbahan plastik. Acuan tim Ellite adalah pasta gigi tablet impor yang sudah beredar di pasaran sekarang ini.
Setidaknya ada dua hal yang ingin mereka kembangkan melampaui produk impor yang ada. Keduanya adalah kandungan dan risiko bahan yang digunakan. “Umumnya hanya mengandung fluoride,” kata Ayu Safitrie yang dilansir dari Tempo.co, Sabtu, 24 Oktober 2020.
Fluorida lazim dikenal untuk melindungi gigi dari kerusakan dan berlubang. Agar lebih mantap melindungi gigi, tim menambahkan zat aktif yaitu nanohidroksiapatit. Berukuran partikel yang sangat kecil, bahan remineralisasi itu berfungsi menutup lubang terkecil pada gigi.
Menurut Ayu, bahan-bahan racikan odol mereka sudah tersedia di pasaran. “Fokus kami pada produksi pasta giginya,” ujar dia.
Purwarupa pasta gigi yang telah dihasilkan persis seperti tablet obat. Warnanya putih dengan diameter 12 dan ketebalan 2 milimeter. Cara pakainya, tablet harus dikunyah dulu sebelum dipakai untuk menggosok gigi. "Sebutir untuk sekali pemakaian," kata Ayu lagi.
Pasta tablet Ellite nirkomposisi deterjen, yang menyebabkan tak ada buih atau busa saat menggunakannya. Menurut Ayu, tim masih mencari bahan deterjen yang aman karena yang biasa dipakai dalam pasta gigi mengandung sodium lauryl sulfate (SLS). “Bahan itu berisiko membuat gigi tergerus,” ujar mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Unpad itu.
Tim, kata Ayu, masih akan melanjutkan pengembangan pasta gigi tablet itu hingga bisa menjadi produk seperti yang diinginkan sepenuhnya sampai 2021. Selain mencari formula pengganti deterjen yang aman, target lain adalah menggaet investor dan produsennya.
Adapun kemasan dari tabung bambu kecil sudah mereka peroleh dari sebuah usaha kerajinan lokal di sekitar kampus Jatinangor, Sumedang. Mereka juga menyiapkan kemasan isi ulang odol tabletnya dari bahan kertas.
Selain tim juga harus mengurus izin ke Badan Pengawasan Obat dan Makanan atau BPOM jika produksinya akan dipasarkan. "Kalau soal harga masih dikalkulasi," kata Ayu.
Sumber: Tempo.co