SUKABUMIUPDATE.com - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan perseroan sudah melakukan audiensi dengan Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia atau MUI membahas mengenai kehalalan vaksin Covid-19.
"Jumat kami juga bertemu dengan pak Wakil Presiden. Dan dari pak Wapres arahnya cukup menggembirakan," kata Honesti dalam rapat kerja dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 5 Oktober 2020.
Menurutnya, Ma'aruf Amin mengatakan seandainya vaksin memang halal, itu sangat bagus. "Itu yang kita tunggu. Tapi seandainya belum memenuhi unsur halal, dalam kondisi pandemi ini bisa diberikan vaksinasinya," ujarnya.
Pendapat itu, kata dia, akan menjadi bagian rekomendasi untuk komisi fatwa MUI dalam memberikan keputusan fatwa terhadap vaksinasi.
Menurut Honesti, vaksinasi akan dilakukan tahun depan. Dia menargetkan Indonesia melakukan vaksinasi kepada 170 juta penduduk atau 70 persen dari total penduduk sesuai dengan petunjuk WHO untuk bisa mencapai herd immunity.
Bio Farma, kata dia, saat ini sedang mengusahakan pengadaan vaksin dengan produksi sendiri maupun bekerja sama dengan beberapa lembaga di dunia. Untuk vaksin hasil kerja sama dengan Sinovac saat ini tengah dilakukan uji klinis tiga, salah satunya di Bandung, Jawa Barat.
Menurut dia, vaksin itu akan selesai uji klinis pada Januari 2021 dan jika dinyatakan berhasil, akan dimintakan izin penggunaan darurat dari BPOM sehingga program, vaksinasi nasional bisa segera dimulai pada Februari 2021.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas mengatakan sampai saat ini MUI belum membahas berbagai kemungkinan soal vaksin Covid-19. Sebab, vaksin corona masih dalam tahap uji klinis alias belum ditemukan. Hingga saat ini, kata dia belum ada permintaan dari pemerintah untuk membahas soal halal tidaknya vaksin Covid-19. "Apa yang akan dibahas? Permintaannya saja tidak ada. Apalagi bahannya yang akan dianalisis entah di mana," ujar Anwar.
Sumber: Tempo.co