SUKABUMIUPDATE.com - Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI), Sumardiansyah Perdana Kusuma, menyatakan ada beberapa kemungkinan penyederhanaan kurikulum. Pertama, menurut dia, ialah mengevaluasi kurikulum 2013 sehingga beban belajar siswa dan beban mengajar guru menjadi tidak berat saat pandemi Covid-19.
Dilansir dari Tempo.co, kedua, kata dia, ialah penyederhanaan kurikulum yang menggantikan kurikulum 2013. Di sisi lain, ia menilai, polemik yang sempat muncul ihwal penghapusan mata pelajaran Sejarah harus dikaji lebih lanjut.
“Penghilangan benar terjadi ketika mata pelajaran Sejarah ditiadakan pada jenjang SMK,” ujar Sumardiansyah dalam diskusi daring dengan tema Penyederhanaan Kurikulum Ambisi atau Solusi, Jumat, 25 September 2020.
Ia menjelaskan yang menjadi perjuangan asosiasi guru ialah posisi mata pelajaran sejarah yang bergeser dari kelompok wajib menjadi pilihan. Dampaknya, ujar dia, ketika menjadi pilihan para siswa bisa saja tidak belajar sejarah.
“Kami tidak pernah mengatakan itu dihapus. Dalam struktur kurikulum ada pelajaran sejarah, seharusnya pelajaran sejarah berdiri sendiri menjadi lex spesialis dan sejarah menjadi bagian dari IPS di kelas X” ujar Sumardiansyah.
Sumardiansyah yang juga menjadi anggota Tim Penyederhanaan Kurikulum menuntut agar mata pelajaran Sejarah tidak direduksi menjadi IPS pada jenjang Sekolah Menengah Atas. “Kami ada kajian yang jelas mengenai dalil mata pelajaran yang harusnya lex spesialis, malah bergabung menjadi satu rumpun di jenjang Menengah Atas,” kata dia.
Sumber: Tempo.co