SUKABUMIUPDATE.com - Ledakan yang terjadi di pelabuhan Beirut, Lebanon Selasa (4/8/2020) malam, menyebabkan lebih dari 100 orang tewas, dan lebih dari 4.000 orang luka parah.
Dilansir dari suara.com, ledakan diduga disebabkan penyimpanan amonium nitrat yang meluluhlantakkan kota yang kini hanya menyisakan kerangka bangunan. Diprediksi korban masih akan terus bertambah, mengingat belum selesainya evakuasi dan banyak yang berada di bawah puing reruntuhan.
Mengutip Live Science, Rabu (5/7/2020) Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab pernah menyebutkan tersimpan sebanyak 2.700 metrik ton atau setara 2.900 ton amonium nitrat sudah tersimpan di pelabuhan tersebut sejak 2014 lalu.
Lalu mengapa amonium nitrat bisa menghasilkan ledakkan? Padahal zat ini rata-rata digunakan sebagai pembuatan pupuk.
Amonium nitrat untuk pembuat pupuk berfungsi menambahkan kandungan nitrogen (N2), yang berfungsi sebagai cadangan makanan untuk tumbuhan.
Selain pembuatan pupuk perlu diketahui juga amonium juga digunakan dalam pembuatan bom. Amonium adalah sejenis garam yang terbuat dari amonium dan asam nitrat yang sangat eksplosif atau mudah meledak.
Semakin banyak kandungan amonium nitrat atau NH4-NO3, maka semakin kuat dan besar daya ledaknya. Senyawa ini juga dikenal sebagai pengoksidasi atau pemersatu zat dan menghasilkan reaksi kimia, dalam hal ini antara nitrogen dan api.
Sehingga apabila amonium nitrat yang mengandung nitrogen bertemu dengan api sebagai pemantiknya, maka terjadilah reaksi kimia dalam hal ini ledakkan.
Sedangkan dalam insiden di Beirut para ahli memprediksi percikan api menjadi pemicunya. Reaksi kimia berupa ledakkan di Beirut ini menghasilkan dua gas yaitu nitrogen oksida dan uap air. Itulah mengapa terjadi dua kali ledakkan, ledakkan pertama menyebabkan kebakaran, dan ledakkan yang kedua menghasilkan gumpalan asap seperti jamur apokaliptik.
sumber: suara.com