SUKABUMIUPDATE.com - Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia (Kemen LHK RI), terus bekerja keras melahirkan temuan-temuan baru yang berguna bagi masyarakat.
Terbaru, lembaga yang juga dikenal dengan nama Forest Product Research and Development Center (FORPRO) tersebut, menyulap arang menjadi bahan baku berbagai produk, mulai dari bahan baku pupuk untuk meningkatkan kualitas pertanian hingga kesehatan.
"Kami mengembangkan Alih Teknologi IPTEK Arang Terpadu. Arang yang selama ini hanya digunakan untuk membakar ikan, bisa digunakan untuk hal lain," ungkap Plt Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Kemen LHK RI, Wening Sri Wulandari, dalam sosialisasi Alih Teknologi IPTEK Arang Terpadu kepada para penggiat pertanian Kabupaten Sukabumi di Aula Hotel Augusta Palabuhanratu, Selasa (21/7/20).
Dijelaskan Wening, pihaknga telah mengenalkan dan menerapkan Alih Teknologi IPTEK Arang Terpadu di berbagai daerah, terutama untuk pertanian termasuk salah satunya di Kabupaten Sukabumi dengan menggaet Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi.
"Di Cianjur, diaplikasikan di pertanian padi dengan hasil yang sangat memuaskan. Di Tanah Karo, Sumatera Utara digunakan untuk meningkatkan produktivitas tanaman jeruk. Kemudian kami aplikasikan juga untuk pertanian di Lakitan, Sumatera Selatan, dan Banjar Baru, Kalimantan Selatan. Alhamdulillah hasilnya memuaskan," jelasnya.
Masih kata Wening, Alih Teknologi IPTEK Arang Terpadu menurutnya saat ini menjadi salasatu IPTEK unggulan yang paling laris diadopsi oleh masyarakat, mengingat sangat sederhana dan mudah diaplikasikan.
BACA JUGA: Marak Alih Fungsi Lahan Sawah di Kabupaten Sukabumi, Sudrajat: Tersisa 56.873 H
"Manfaatnya sangat banyak, bukan hanya untuk pertanian saja. Untuk pengobatan juga bisa. Kami punya salep dengan bahan baku asap cair dari arang untuk mengatasi masalah penyakit kulit. Kami juga mengembangkan disinfektan dan hand sanitizer berbahan dasar asap cair," bebernya.
Telah dihasilkan tiga produk dari Alih Teknologi IPTEK Arang Terpadu sambung Wening, seperti arang asap cair, dan arang kompos bioaktif (Arkoba). Dimana saat membuat arang, asapnya tidak menghasilkan polusi udara, ditangkap dengan alat khusus dan dikondensasikan menjadi cair.
"Kemudian juga ada Arkoba, arang yang kami tambahkan dengan kompos itu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil pertanian, Tiga produk itu jelas memiliki banyak manfaat. Karena banyak zat-zat alami dalam kayu atau batok kelapa yang dijadikan arang itu," terangnya.
Wening berharap, Pemerintah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Pertanian dapat membantu pihaknya menyosialisasikan dan mengimplementasikan IPTEK Arang Terpadu di lapangan. "Kami menggaet Dinas Pertanian karena potensi Kabupaten Sukabumi ini jelas di sektor pertanian, dengan kegiatan ini kedepan bisa bermanfaat bagi masyarakat," pungkasnya.