SUKABUMIUPDATE.com - Salah satu bulan Jupiter, Europa, merupakan satelit keenam dari planet raksasa tersebut sekaligus salah satu objek langit paling menarik di tata surya untuk dieksplorasi.
Melansir dari suara.com, pesawat luar angkasa NASA Galileo mempelajari bulan ini secara rinci pada 1990-an dan badan antariksa terlah merilis gambar yang baru diproses ulang menunjukkan retakan es di Europa tidak seperti sebelumnya.
NASA membagikan tiga gambar baru yang dikumpulkan di sepanjang garis bujur Europa pada 26 September 1998. Gambar-gambar tersebut telah mendapatkan peningkatan warna sehingga lebih menonjolkan fitur kompleks yang ada di permukaan.
Bubungan, ikatan, dan kubah bundar kecil menghiasi permukaan Europa. Para ilmuwan menyebut daerah ini sebagai "medan kekacauan".
Permukaan Europa adalah salah satu yang termuda di tata surya, diperkirakan rata-rata berusia antara 40 dan 90 juta tahun. Mengingat Europa terbentuk 4,6 miliar tahun yang lalu bersama dengan seluruh tata surya, permukaan bulan ini adalah fitur yang menarik.
Kompleksitasnya belum sepenuhnya diklarifikasi, tetapi misi NASA untuk meluncurkan pesawat luar angkasa Europa Clipper diharapkan akan memberikan banyak data baru mengenai sifat-sifat permukaan Europa dan mempelajari laut di bawah es bulan itu.
Penampakan Bulan Keenam Jupiter, Europa. [NASA]
"Kami hanya melihat sebagian kecil dari permukaan Europa pada resolusi ini. Europa Clipper akan memberikan peningkatan yang signifikan," ucap Cynthia Phillips, ahli geologi planet dari Jet Propulsion Laboratory NASA, seperti dikutip laman IFL Science, Kamis (7/5/2020).
Misi Europa Clipper diprediksi akan diluncurkan pada 2024 dan tiba di sekitar Jupiter pada 2030. Misi tersebut berfokus untuk mengkarakterisasi laut bawah permukaan bulan Jupiter dan melihat apakah bulan tersebut berpotensi laik huni.
Dengan biaya misi sekitar 4 miliar dolar AS, Clipper juga akan dilengkapi kamera dengan resolusi 0,5 meter per piksel. Kamera itu 10 kali lebih tajam dari gambar terbaik Europa yang pernah ditangkap pesawat Galileo milik NASA.
Sumber : suara.com