SUKABUMIUPDATE.com - Perusahaan farmasi Pfizer Amerikaa dan BioNTech Jerman mulai melakukan uji coba manusia pada vaksin virus corona potensial yang mereka kembangkan. Pengujian pada sukarelawan sehat tersebut dilakukan di Amerika Serikat pada Senin (4/5/2020).
Melansir dari New York Times, apabila pengujian berhasil maka vaksin siap digunakan pada awal September untuk keadaan darurat.
Kedua perusahaan tersebut bersama-sama mengembangkan kandidat vaksin berdasarkan materi genetik yang dikenal sebagai RNA.
Pengujian dilakukan dengan menyuntikkan RNA yang dirancang khusus ke dalam tubuh. Vaksin potensial itu akan memberi tahu sel cara membuat protein dari virus corona tanpa benar-benar membuat orang sakit.
Virus biasanya menggunakan protein ini sebagai kunci untuk membuka dan mengambil alih sel-sel paru-paru. Sementara vaksin dapat melatih sistem kekebalan yang sehat untuk menghasilkan antibodi melawan infeksi.
Teknologi ini juga memiliki keuntungan karena lebih cepat diproduksi dan cenderung lebih stabil daripada vaksin tradisional yang menggunakan jenis virus lemah.
Moderna, Inovio, CanSino dan beberapa perusahaan farmasi lainnya juga sedang dalam pendekatan serupa. Beberapa di antaranya memulai tahap pertama pengujian pada manusia pada minggu-minggu lalu.
Sebelumnya Pfizer dan BioNTech menyuntikkan sukarelawan manusia pertama dengan kandidat vaksin yang disebut BNT162 di Jerman bulan lalu.
Suntikan eksperimental diberikan kepada hanya 12 orang dewasa yang sehat, meskipun percobaan akhirnya berkembang menjadi 200 peserta.
Di Amerika Serikat, perusahaan berencana untuk menguji vaksin pada 360 sukarelawan sehat untuk tahap pertama penelitian. Kemudian menambahkan hingga 8.000 sukarelawan pada akhir tahap kedua.
Penelitian ini akan dilakukan di Sekolah Kedokteran Grossman Universitas New York, Sekolah Kedokteran Universitas Maryland, Pusat Medis Universitas Rochester dan Pusat Medis Rumah Sakit Anak-anak Cincinnati.
Peserta akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membandingkan empat variasi vaksin, masing-masing mewakili format RNA dengan instruksi lonjakan protein yang berbeda.
Dokter akan memonitor dengan seksama tingkat antibodi, enzim hati, dan indikator lain dari kemungkinan efek samping pada peserta.
“Vaksin diberikan kepada orang sehat agar mereka tetap sehat, sehingga mereka harus sangat, sangat aman,” kata Dr. Mark Mulligan, seorang spesialis penyakit menular di N.Y.U.
Menguji banyak kandidat secara paralel adalah salah satu cara perusahaan untuk mempersingkat waktu yang diperlukan. Hal itu dilakukan agar bukti vaksin cepat tercukupi untuk mendapatkan persetujuan penggunaan darurat oleh Food and Drug Administration (FDA).
Setelah persetujuan itu diterima, Pfizer dan BioNTech dapat mendistribusikan beberapa juta dosis pertama di Amerika Serikat.
Sumber : suara.com