SUKABUMIUPDATE.com - Puncak hujan meteor Lyrid diprediksi terjadi malam ini hingga dinihari nanti, 21-22 April 2020. Fenomena ini diklaim akan mempertunjukkan langit malam terbaik, jika kondisi cuaca memungkinkan.
Dilansir dari tempo.co, "Dibandingkan dengan hujan meteor lainnya, Lyrid cenderung menghasilkan meteor cerah dan bola api sesekali," kata Robert Lunsford dari American Meteor Society, seperti dikutip laman CNET, Minggu 19 April 2020.
Hujan meteor tahunan Lyrid telah dimulai Kamis, 16 April 2020 dan akan tetap aktif selama sekitar 10 hari, dengan puncak pada Selasa malam ini hingga Rabu pagi. Menurut Griffith Observatory, fenomena ini bisa disaksikan hingga satu atau dua jam sebelum fajar.
Lyrid adalah potongan-potongan batu dan debu yang ditinggalkan oleh komet C/1861 G (Thatcher). Perjalanan terakhir komet itu melalui tata surya bagian dalam adalah pada 1861, dan partikel-partikel itu bertabrakan dengan atmosfer atas dengan kecepatan sekitar 43 kilometer per detik.
Jika dapat menemukan langit gelap dengan polusi cahaya minim, kondisi awan yang bersahabat dan pandangan jelas, maka meteor itu akan tampak meluncur hingga 18 kali per jam. Ditambah dengan bulan baru ditetapkan untuk hari Rabu, tidak akan ada cahaya bulan untuk mencemari pengalaman menyaksikan hujan meteor.
Lyrids, sebenarnya tidak selalu menjadi hujan meteor paling spektakuler, tapi mereka datang setelah satu musim penuh tanpa hujan meteor besar antara Januari dan April. "Jadi ini adalah kesempatan bagus untuk keluar dan menghabiskan waktu mencarinya," kata Lunsford.
Hujan meteor ini bisa menjadi fenomena langit terbaik hingga November 2020 mendatang. Sementara hujan meteor Perseids pada Agustus biasanya menjadi yang terbesar, tapi pada 2020 ini sebagian diprediksi akan tersapu oleh terang bulan.
Sumber: Tempo.co