SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah alat tes cepat atau rapid test telah disebar ke berbagai wilayah. Dikutip dari lembar edukasi pasien yang dirilis Rumah Sakit Siloam, tes cepat merupakan salah satu jenis tes yang menggunakan antibodi sebagai objeknya.
Melansir dari tempo.co, ada tiga jenis antibodi yang bisa diukur menggunakan alat rapid test. Pertama, antibodi total atau imunoglobulin. Kedua, antibodi jenis imunoglobulin G (IgG). Ketiga, antibodi jenis imunoglobulin M (IgM).
Antibodi sebagai objek tes akan memberikan respons bila terinfeksi virus. Beberapa faktor yang akan mempengaruhi respons antibodi yakni masalah nutrisi, penyakit, atau kontaminasi obat atau zat tertentu dalam darah.
Lalu, bagaimana proses tes berjalan? Tes dilakukan dengan cara mengambil darah dari ujung jari atau pembuluh darah vena. Kemudian, darah diteteskan ke alat tes atau bisa juga ditetesi serum terlebih dulu.
Setelah itu, antibodi akan mengeluarkan respons yang bisa memberikan informasi tentang kontaminasi virus corona. Kendati demikian, hasil tes terbagi dalam tiga kategori.
Hasil tes masuk dalam kategori reaktif saat terdapat garis muncul pada alat tes, yakni pada kolom kontrol dan kolom antibodi. Bila terdapat garis pada dua kolom ini, pasien direkomendasikan untuk melakukan konsultasi untuk tes dengan metode lain, seperti polymerase chain reaction (PCR). Tes ini dilakukan agar pasien mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Di sisi lain, hasil tes masuk dalam kategori nonreaktif bila hanya muncul garis pada kolom kontrol. Kondisi ini terjadi karena antibodi belum terbentuk kendati virus telah terdeteksi. Pada kondisi ini, pihak rumah sakit menyarankan agar pasien berkonsultasi dengan dokter dan melakukan isolasi mandiri selama sepekan hingga dua pekan. Terakhir, bila hasil tak menunjukkan apapun pada kolom kontrol dan antibodi, berarti tidak sahih.
Sumber : tempo.co