SUKABUMIUPDATE.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan Task Force Riset dan Inovasi Teknologi Penanganan COVID-19 (TFRIC19) merancang Rapid Diagnostic Test (RDT) Kit untuk mendeteksi COVID-19. Melansir dari tempo.co, alat penapis virus corona tersebut dijanjikan lebih sensitif atau akurat dibandingkan dengan produk rapid test lainnya.
Kepala BPPT Hammam Riza menerangkan, RDT buatan anak bangsa ini dikembangkan menggunakan galur virus dari orang Indonesia. "Ini memiliki kelebihan, lebih sensitif dan spesifik dalam mendeteksi virus corona dibandingkan test kit impor," ujar dia dalam keterangan tertulis, Kamis, 16 April 2020.
TFRIC19 merupakan bagian dari konsorsium riset dan inovasi yang dibentuk Kementerian Riset dan Teknologi khusus untuk menangani pandemi virus corona. Di dalamnya ada Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan industri.
Saat ini BPPT bersama TFRIC19 telah membuat dua prototipe RDT Kit untuk mendeteksi cepat virus corona (SARS-Cov-2) penyebab COVID-19. Keduanya yakni, RDT deteksi antibodi IgG/IgM dan RDT deteksi antigen micro-chip.
Menurut Hammam, dirinya dan tim menargetkan sensitivitas RDT akan lebih tinggi dalam mendeteksi COVID-19 di Indonesia karena menggunakan strain virus dari pasien positif infeksi dari Indonesia. "Tentu hal ini berbeda dengan RDT Kit yang diproduksi luar negeri, karena kit impor tersebut menggunakan strain virus dari negara lain," kata Hammam.
Sama seperti rapid test kit umumnya, purwarupa RDT IgG/IgM ini dikembangkan dalam bentuk strip. Produknya nanti diklaim akan mampu mendeteksi keberadaan infeksi virus dalam 5-10 menit dengan meneteskan darah atau serum pada alat.
Sedang perangkat RDT micro-chip didesain untuk mendeteksi secara dini keberadaan virus COVID-19 pada pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pemantauan (ODP) atau orang tanpa gejala (OTG). Alat ini menggunakan sensor Surface Plasmon Resonance (SPR). Setiap RDT micro-chip dapat mendeteksi sekaligus delapan sampel swab.
Saat ini, Hammam berujar, pengembangan kedua tipe RDT kit masih dalam tahap desain. Keduanya akan diuji validasi menggunakan isolat RNA, yang dimiliki oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
"Kami akan terus mengakselerasi, agar produk ini dapat segera digunakan untuk mendukung percepatan penanganan pandemik COVID-19 secara nasional," kata Hammam.
Hammam berharap RDT deteksi antibodi IgG/IgM sudah dapat diproduksi pada Mei. "Saat ini kami terus melakukan percepatan pengembangan purwarupa RDT IgG IgM, dan RDT micro-chip," ujar dia menambahkan.
Selain alat uji cepat, BPPT dan TFRIC19 juga telah mengembangkan berbagai produk teknologi seperti mobile hand washer dan aplikasi CovidTrack. Saat ini juga sedang disempurnakan portable ventilator untuk diproduksi massal oleh industri. Seluruhnya untuk membantu penanganan pandemi COVID-19 di Indonesia.
Sumber : tempo.co