SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Cina telah menyetujui tahap awal tes medis terhadap manusia untuk vaksin virus Corona atau COVID-19.
Dilansir dari tempo.co, ini berlangsung di tengah upaya Cina mengendalikan kasus impor virus Corona lewat pengunjung dari luar negeri dan mencegah merebaknya gelombang kedua wabah ini.
“Vaksin eksperimental ini sedang dikembangkan oleh perusahaan Sinovac Biotech dan Wuhan Institute of Biological Products,” begitu dilansir Aljazeera mengutip dari kantor berita Xinhua pada Selasa, 14 April 2020.
Sinovac Biotech berbasis di Beijing. Sedangkan Wuhan Institute merupakan afiliasi dari China National Pharmaceutical Group, yang merupakan perusahaan milik negara.
Menurut laporan dari Hong Kong, Komisi Nasional Kesehatan Cina mengkonfirmasi proses uji coba klinis ini segera dilakukan.
Beijing juga telah memberikan lampu hijau kepada uji coba klinis lainnya untuk penanganan virus Corona atau COVID-19.
Ini dilakukan oleh Academy of Military Medical Sciences milik militer Cina. Uji klinis ini bekerja sama dengan perusahaan bio-teknologi CanSino Bio.
Pernyataan ini muncul beberapa saat setelah perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Moderna, menyatakan telah memulai uji klinis terhadap manusia untuk vaksin yang mereka buat bersama National Institutes of Health di AS.
“Kami dapat mengkonfirmasi sekarang bahwa tiga vaksin sedang menjalani pengetesan di Cina,” kata Sarah Clarke, yang merupakan jurnalis Aljazeera di Hong Kong.
Komisi Kesehatan Nasional Cina mengatakan sejumlah persyaratan harus terpenuhi sebelum vaksin ini bisa diproduksi secara massal dan global.
Vaksin pertama buatan Cina telah memasuki tahap kedua uji klinis. Ada sekitar 500 orang yang menjadi sukarelawan uji klinis ini.
Media China Daily memberitakan dua tipe vaksin virus Corona pertama dunai telah disetujui untuk uji klinis pada 12 April 2020.
Hingga Selasa, Cina melaporkan ada sekitar 82 ribu kasus infeksi virus Corona dan 3.341 orang tewas. Tidak ada korban jiwa dalam 24 jam.
Ini menunjukkan upaya Cina mencegah penyebaran virus Corona, yang menyebar di Kota Wuhan sejak Desember 2019, mulai memberikan hasil.
Para ahli virus di seluruh dunia berlomba memproduksi vaksin untuk virus Corona, yang telah menewaskan sekitar 119 ribu orang dan menginfeksi sekitar 1.9 juta orang di 200 negara.
Sekitar 3 juta orang berhasil sembuh dari infeksi virus Corona setelah menjalani perawatan di berbagai negara.
Mengenai ini, Profesor Pathologi di Universitas Hong Kong, John Nicholls, mengatakan proses pembuatan vaksin tidak boleh tergesa-gesa.
Tim yang dipimpinnya merupakan yang pertama di luar Cina yang mereproduksi virus Corona untuk uji coba di laboratorium.
“Normalnya, uji klinis vaksin dimulai dengan hewan kecil, lalu ke primata dan lalu ke manusia,” kata Nicholls kepada Aljzeera.
Nicholls menduga proses uji klinis yang dilakukan peneliti Cina langsung ke manusia.
Nicholls menyarankan mayoritas korban meninggal akibat infeksi virus Corona merupakan manusia lanjut usia.
“Jadi cara terbaik adalah melihat respon dari anti-body pada orang manula bukan orang berusia muda,” kata Nicholls menyarankan soal uji klinis vaksin anti-virus Corona.
Sumber: Tempo.co