SUKABUMIUPDATE.com - Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) meminta Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mempublikasikan dana penelitian genom dan penanganan wabah virus corona baru (SARS-Cov2) di Indonesia. Dilansir dari tempo.co, sejak diumumkannya kasus positif penyakit virus corona 2019 yang pertama pada 2 Maret 2020 lalu, data genom dan penanganan pasien belum bisa diakses.
Sekretaris jenderal akademi itu, Berry Juliandi, mengungkapkan kalau saat ini terdapat empat sampel virus corona baru itu yang telah dikoleksi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan berdasarkan informasi dari China National Center for Bioinformation. "Namun sampai saat ini data tersebut belum bisa diakses maupun dipublikasikan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin 13 April 2020.
Dalam laman China National Center for Bioinformation 2019 Novel Coronavirus Resource (2019nCoVR) disebutkan bahwa Indonesia sudah memiliki empat sampel virus yang dikoleksi. Data genom itu, kata Berry, sangat penting untuk mengetahui jenis, asal, dan mutasi virus yang beredar di Indonesia.
"Serta untuk strategi pengembangan dan pemberian terapi atau vaksin baik di Indonesia maupun global," katanya sambil menambahkan, "Yang sulit diakses adalah sampel RNA virus-virus tersebut."
Laporan ilmiah terkait penanganan pasien COVID-19, Berry mengatakan, juga dapat menjadi rujukan di tingkat nasional dan internasional untuk penanganan pasien selanjutnya. Dosen di Departemen Biologi IPB University itu sekaligun menjelaskan, dengan dipublikasikannya data akan mempermudah berbagai peneliti dari berbagai institusi terlibat.
Karena, Berry menambahkan, Indonesia memiliki banyak peneliti dan institusi yang memiliki kemampuan dengan bidang terkait. “Serta dapat berpartisipasi untuk mempercepat analisis data genom virus COVID-19 dan data penanganan pasien. Dan mempersingkat jalur koordinasi untuk melaksanakan kegiatan penelitian oleh pihak terkait,” ujar Berry.
Sumber : tempo.co