Masih Berpikir Virus Corona Buatan Lab? Simak Studi Baru Ini

Senin 30 Maret 2020, 17:00 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Banyak informasi beredar menyatakan bahwa virus penyebab COVID-19 sengaja dibuat atau produk rekayasa laboratorium. Dilansir dari tempo.co, hasil studi yang hasilnya telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Medicine terbaru membantahnya dengan kesimpulan bahwa virus corona baru itu adalah buah proses evolusi alami.

Studi dipimpin oleh Kristian Andersen, profesor imunologi dan mikrobiologi di Scripps Research Institute di La Jolla, California, Amerika Serikat. Dia menjelaskan, sejak awal wabah COVID-19, para peneliti telah menguliti asal-usul virus penyebab pneumonia itu dengan menganalisis data urutan genomnya.

"Dengan membandingkan data urutan genom jenis-jenis virus corona yang sudah diketahui, kami dapat dengan tegas menentukan bahwa SARS-CoV-2 berasal dari proses alami," ujar Andersen, seperti dikutip laman Medical News Today, 20 Maret 2020 lalu.

Telah sejak awal, para ahli mengaitkan virus dengan pasar makanan laut di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Makalah-makalah penelitian yang ada menduga bahwa virus tersebut mungkin telah menyebar ke manusia dari mamalia yang diperdagangkan secara ilegal.

Untuk menentukan asalnya, para peneliti membandingkan 'backbone' SARS-CoV-2 dengan virus lain yang biasa menginfeksi kelelawar dan trenggiling. Mereka melakukannya dengan menggunakan data urutan genetik yang disediakan oleh para ilmuwan Cina.

Andersen dan tim juga mengamati protein paku--fitur yang digunakan virus corona untuk mengikat membran sel manusia atau hewan yang mereka infeksi. Tim melihat kepada dua komponen pada protein paku itu yakni domain pengikat reseptor (RBD) yang menempel pada sel inang sehat, dan sebuah belahan yang berperan membuka virus dan memungkinkannya menembus sel yang diinfeksi.

Untuk mengikat sel manusia, protein paku membutuhkan reseptor pada pada sel manusia itu yang disebut angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2). Para ilmuwan menemukan bahwa domain pengikat reseptor dari protein paku telah berevolusi menarget ACE2 begitu efektif, yang ini hanya bisa terbentuk dari hasil seleksi alam dan bukan rekayasa genetika.

Selain itu, struktur molekul 'backbone' SARS-CoV-2 juga mendukung temuan ini. Jika virus corona baru itu hasil rekayasa genetik, kata para peneliti, titik awal penelitian kemungkinan adalah 'backbone' pada virus lain dalam keluarga corona.

Namun, yang didapati, 'backbone' SARS-CoV-2 sangat berbeda dari virus corona lainnya. Dia paling mirip dengan virus pada kelelawar dan trenggiling. "Kedua fitur virus ini--mutasi pada bagian RBD dari protein paku dan backbone'--yang berbeda mengesampingkan manipulasi laboratorium sebagai potensi asal SARS-CoV-2," kata Andersen.

Josie Golding dari Wellcome Trust, badan amal penelitian yang berbasis di London, Inggris, menilai temuan itu sangat penting untuk menegaskan pandangan berbasis bukti, bukan rumor, untuk menjelaskan asal-usul virus yang menyebabkan COVID-19. "(Para penulis) menyimpulkan bahwa virus adalah produk dari evolusi alami. Ini mengakhiri spekulasi tentang rekayasa genetika yang disengaja."

Selanjutnya, para peneliti menjelaskan bahwa hasil mereka memiliki implikasi yang mungkin bisa menjelaskan bagaimana virus berasal. Dalam hasil studi tertulis skenario pertama, virus berevolusi menjadi patogen pada hewan, kemudian melompat ke manusia yang sejalan dengan bagaimana virus corona lainnya, seperti dari mana SARS dan MERS berasal.

Untuk virus corona baru, penulis menduga bahwa kelelawar adalah satwa pembawa yang paling mungkin, karena SARS-CoV-2 sangat mirip dengan virus corona kelelawar. Para ahli lain juga mendukung teori ini. Andersen dan rekannya juga menyarankan bahwa ada kemungkinan hewan inang perantara lain menularkan virus dari kelelawar ke manusia.

Hipotesis ini juga menjelaskan mengapa virus menyebar begitu cepat. Ini menunjukkan bahwa dua fitur khas protein paku SARS-CoV-2 akan membuatnya mampu menimbulkan kekacauan sebelum memasuki manusia.

Skenario kedua, virus bersifat non patogenik pada hewan, tapi melompat ke manusia dan berevolusi menjadi penyebab penyakit. Skenario ini mendukung teori yang menempatkan trenggiling pada awal wabah karena protein paku beberapa virus corona dari trenggiling memiliki struktur RBD yang sangat mirip dengan yang ada pada SARS-CoV-2. Namun, penulis mengingatkan bahwa tidak mungkin mengatakan skenario mana yang lebih benar di antara keduanya pada saat ini.

 

Sumber : tempo.co

 

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sukabumi18 Januari 2025, 23:13 WIB

5 Tempat Jogging Nyaman Di Sekitar Kota Sukabumi untuk Menjaga Kesehatan

Bagi warga Sukabumi yang ingin menikmati manfaat olahraga ini, berikut adalah delapan tempat jogging yang nyaman dan cocok untuk meningkatkan kesehatan:
Rekomendasi tempat jogging yang ada di sekitar Kota Sukabumi | Foto : Istimewa
Nasional18 Januari 2025, 22:24 WIB

MUI Tolak Dana Zakat Dipakai untuk Makan Bergizi Gratis

Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas menolak anggaran program MBG diambil dari dana zakat. Menurutnya menggunakan dana zakat untuk mendukung program unggulan Presiden Prabowo tersebut bakal berpotensi menimbulkan masalah dan perbedaan
Kegiatan Dapur Umum Makan Bergizi Gratis Badan Gizi Nasional. Foto: IG/@badangizinasional.ri
Sukabumi18 Januari 2025, 20:39 WIB

Mulai Tahun Ini, Dinsos Sukabumi Akan Labelisasi Rumah Milik Peserta PBI

ebanyak 5.000 rumah warga tidak mampu di Kabupaten Sukabumi yang terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) penerima bantuan iuran (PBI) dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Dinas Sosial Kabupaten Sukabumi akan labelisasi rumah milik warga penerima PBI ABPB | Foto : shutterstock.com
Gadget18 Januari 2025, 20:00 WIB

Spesifikasi HP Oppo Reno 13 yang Dibekali CPU Mediatek Dimensity 8350 dengan RAM 12 GB

Oppo Reno 13 hadir sebagai salah satu seri Reno terbaru yang menawarkan desain elegan, performa tinggi, dan fitur-fitur menarik lainnya.
Oppo Reno 13 hadir sebagai salah satu seri Reno terbaru yang menawarkan desain elegan, performa tinggi, dan fitur-fitur menarik lainnya. (Sumber : oppo.com).
Keuangan18 Januari 2025, 19:54 WIB

Jelantah Bisa Jadi Rupiah, Begini Cara Jual Minyak Goreng Bekas Ke Pertamina Rp 6000 / Liter

Minyak jelantah yang biasanya dibuang, kini bisa menjadi rupiah, dengan cara dijual ke Pertamina. Untuk apa Pertamina mengumpulkan minyak jelantah dan bagaimana cara menjualnya ke Petamina?
Cara jual jelantah ke Pertamina | Foto : Dok. Pertamina
Sukabumi18 Januari 2025, 18:29 WIB

Dinkes Apresiasi Operasi Katarak Gratis Polres Sukabumi, Sasar 200 Pasien

Ratusan pasien mengidap katarak melaksanakan oprasi di Mako polres Sukabumi yang berada di raya Jajaway, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025).
Puluhan pasien sedang antri untuk melaksanakan oprasi katarak di Mako Polres Sukabumi, Minggu (18/1/2024)  |  Foto : Ilyas Supendi
Life18 Januari 2025, 18:00 WIB

Amalkan Doa Ini Insya Allah Rezeki datang dari Segala Penjuru!

Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.
Ilustrasi berdoa - Membaca doa rezeki adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memohon rezeki yang halal dan berkah.(Sumber : Foto: Pixabay.com)
Sukabumi18 Januari 2025, 17:55 WIB

Sidak Peternakan Sapi Tak Berizin Di Cicurug, Ini Arahan DPMPTSP Sukabumi

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Sukabumi melakukan inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai ternak sapi di Kampung Nangklak, RT 06/06, Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug
DPMPTSP Kabupaten Sukabumi inspeksi ke eks gedung garmen yang kini digunakan sebagai kandang sapi di Desa Tenjoayu, Kecamatan Cicurug, Sabtu (18/1/2025) | Foto : Istimewa
Sukabumi18 Januari 2025, 17:34 WIB

Terdampak Gempa Magnitudo 4,3, Tembok Rumah Warga Ambruk Di Loji Sukabumi

Satu unit rumah warga di Kampung Babakan, RT 014/RW 010, Desa Loji, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi pada Sabtu (18/1/2025).
Tembok rumah warga ambruk di Loji Sukabumi, akibat diguncang gempa magnitudo 4,3  | Foto : Ilyas
Sukabumi18 Januari 2025, 17:07 WIB

Longsor Gerus Rumpun Bambu, Satu Rumah Warga Di Benda Sukabumi Terdampak

Longsor terjadi di Kampung Bangkongreang RT 1/4, Desa Benda, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, pada Sabtu (18/1/2025) sekitar pukul 05.00 WIB
Longsor timpa teras rumah warga di Benda Cicurug Sukabumi | Foto : P2BK Cicurug