Alternatif Ketiga: Biarkan Warga Kena Virus Corona agar Punya Kekebalan

Kamis 19 Maret 2020, 12:09 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Sejumlah pemerintah di Eropa termasuk Inggris dan Belanda yang sedang menangani penyebaran virus corona Covid-19, mengatakan sedang membicarakan kemungkinan cara ketiga untuk menghentikan penyebaran.

Melansir dari suara.com, sekarang ini yang sudah dilakukan adalah social distancing, meminta warga untuk menjaga jarak saat satu sama lain. Cara lainnya adalah dengan memberlakukan lockdown alias penguncian.

Alternatif ketiga yang disebut sebagai pilihan terakhir adalah membiarkan warga terkena virus tersebut sehingga akan menciptakan "kekebalan massal".

Dalam istilah ilmiah, pendekatan ini disebut 'herd immunity' yang diperkirakan bisa menghentikan penyebaran virus guna mencegah korban lebih besar.Pendekatan 'herd immunity' sudah disampaikan oleh Sir Patrick Vallance, penasihat utama bidang sains pemerintah Inggris.

Dalam wawancara tanggal 13 Maret lalu, Sir Patrick mengatakan salah satu hal penting yang bisa diilakukan Inggris adalah membangun kekebalan massal.

"Dengan banyak warga yang kebal terhadap virus tersebut, warga tidak bisa menyebarkan lagi," kata Sir Patrick Valllance seperti diberitakan ABC.

Swedia dilaporkan tidak lagi mengeluarkan laporan mengenai tingkat penyebaran di negaranya, hanya melakukan tes terhadap staf rumah sakit dan kelompok yang beresiko tinggi.

"Tujuan utama kami adalah memperlambat penyebaran infeksi semaksimal mungkin, dan membangun semacam kekebalan di kalangan masyarakat," kata Anders Tegnell, kepala bidang penyakit menular Swedia.

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte mengatakan lockdown mungkin tidak akan efektif di negaranya.

Dia mengatakan, Belanda akan melakukan kontrol terhadap penyebaran COVID-19 di kalangan warga yang paling berisiko bila terkena.

Ditentang para ilmuwan

Namun, pendekatan untuk membiarkan warga terkena virus coroa agar menciptakan kekebalan massal ditentang beberapa ilmuwan di Inggris dan Australia, karena dianggap sebagai pendekatan yang berbahaya.

Bagaimana sebenarnya pendekatan kekebalan massal itu dan mengapa menimbulkan kontroversi?

Secara teori herd immunity ini bisa menghentikan wabah.

Kekebalan massal artinya sebagian besar penduduk akan terkena sebuah penyakit dan kemudian mereka sembuh dan menjadi kebal karenanya.

Dengan itu penyebaran menjadi berkurang karena semakin sedikit mereka yang terinfeksi oleh virus tersebut.

Ini dianggap sebagai salah satu cara memerangi pademik, selain dengan memisahkan orang per orang, melakukan pemeriksaan dan melacak pergerakan orang dan juga membuat vaksin.

Para sejarawan mengatakan, gelombang kedua pandemik flu di Spanyol di tahun 1918 menimbulkan korban paling besar, karena ketika di gelombang pertama, hanya sedikit orang yang memiliki kekebalan.

Sir Patrick Vallance, kepala penasehat masalah sains di Inggris mengatakan, kekebalan massal akan mencegah bila virus corona menghilang dan kemudian muncul lagi.

Sir Patrick mengatakan, sekitar 60 persen warga Inggris atau sekitar 36 juta orang harus tertular Covid-19 untuk membuat cara ini bekerja.

Setelah muncul pernyataan tersebut, pemerintah Inggris mengatakan tidak mendukung pendekatan tersebut setelah munculnya berbagai kecaman dari para ilmuwan.

"Herd immunity [kekebalan massal] bukanlah tujuan atau kebijakan kami. Itu adalah konsep ilmiah. Kebijakan kami adalah melindungi warga dan mengalahkan virus," kata Menteri Kesehatan Inggris, Matt Hancock.

Bisakah memerangi virus corona?

Para ilmuwan dengan cepat menyampaikan fakta bahwa belum ada kejelasan mereka yang sembuh dari COVID-19 kemudian menjadi kebal.

Pihak berwenang Jepang mengatakan tanggal 16 Maret lalu bahwa seorang pria yang sudah dites positif COVID-19 sebelumnya, kemudian terjangkit lagi beberapa minggu kemudian.

Namun kemungkinannya karena pengujian yang salah.

Diego Silva, dosen ilmu bioetika di University of Sydney mengatakan sampai sekarang masih banyak yang belum mengetahui mengenai virus tersebut dan bagaimana reaksi tubuh kita.

"Membiarkan virus menyebar di negeri kita tanpa kita tahu apakah orang akan kebal dan seberapa lama kekebalan itu akan muncul, bila ada wabah Covid-19 kedua, adalah hal yang sangat berisiko," katanya.

Strategi menghentikan COVID-19?

Kebanyakan ilmuwan sepakat bahwa pendekatan yang harus dilakukan sekarang ini haruslah beberapa cara, seperti social distancing, penutupan perbatasan dan menemukan vaksin.

"Dengan adanya wabah penyakit menular, khususnya yang menyangkut saluran pernapasan seperti virus corona, tujuan utama adalah menciptakan kekebalan massal," kata Dr Silva dari University of Sydney.

Tetapi Dr Silva mengatakan vaksin yang mungkin masih memerlukan waktu 18 bulan untuk dibuat adalah alternatif terbaik dan paling aman.

"Hal yang bisa dilakukan adalah menyediakan vaksin untuk membentuk kekebalan warga. Cara lain adalah membiarkan virus ini menyebar dengan liar," katanya.

Professor Angus Dawson dari University of Sydney mengatakan diskusi mengenai kekebalan massal telah membingungkan warga.

Pemerintah manapun menurutnya lebih baik mengkonsentrasikan diri ke aksi terkooordinasi.

"Kita harus menerapkan pemisahan jarak antar warga yang lebih ketat dibandingkan yang sudah ada sekarang," katanya.

"Pandemik ini adalah ancaman kesehatan serius. Melindungi mereka yang paling lemah harus menjadi prioritas tertinggi dan bukan berbicara mengenai hal yang masih jadi teori."

Pemisahan orang atau 'social distancing' adalah untuk melindungi mereka yang lemah dan bisa mengurangi pandemik terjadi dalam masa yang pendek dengan korban besar.

Social distancing bisa membantu sistem layanan kesehatan untuk tidak kewalahan dan membantu kekebalan massal dalam waktu yang lebih panjang dan lebih terkontrol.

 

Sumber : suara.com

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Sehat24 Februari 2025, 12:41 WIB

Halitosis: 11 Penyebab Umum Bau Mulut yang Perlu Diketahui

Napas Anda mungkin berbau tidak sedap karena berbagai alasan, termasuk jika Anda mengonsumsi makanan tertentu, merokok, atau sedang sakit dan mengalami postnasal drip.
Ilustrasi penyebab umum bau mulut(Sumber: pexels.com/@Andrea Piacquadio)
Entertainment24 Februari 2025, 12:30 WIB

Anggun C. Sasmi Angkat Suara Soal Tuduhan Zionist, Siap Ambil Langkah Hukum

Penyanyi Anggun Cipta Sasmi angkat bicara terkait tuduhan yang menyebutnya sebagai zionist viral di media sosial X. Secara tegas ia membantah hal tersebut.
Anggun C. Sasmi Angkat Suara Soal Tuduhan Zionist, Siap Ambil Langkah Hukum (Sumber : Instagram/@anggun_cipta)
Nasional24 Februari 2025, 12:23 WIB

Bareng Jokowi dan SBY, Prabowo Resmi Luncurkan Badan Pengelola Investasi Danantara

Presiden Prabowo mengatakan, Danantara bukan hanya lembaga pengelola dana investasi, tetapi juga instrumen atau alat pembangunan nasional.
Presiden Prabowo bersama Jokowi dan SBY luncurkan Danantara. (Sumber Foto: YouTube Sekretariat Presiden)
Sehat24 Februari 2025, 12:15 WIB

Alergi Udara: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Alergi udara dapat terjadi ketika kita menghirup partiker yang terbawa oleh angin.
Ilustrasi seseorang mengalami alergi udara (Sumber: pexels.com/@Gustavo Fring)
Bola24 Februari 2025, 12:00 WIB

Beckham Putra Dihukum 3 Laga karena Selebrasi Ice Cold, Persib Ajukan Banding

Persib Bandung kini tengah berjuang nasib Beckham Putra melalui proses banding.
Persib Bandung kini tengah berjuang nasib Beckham Putra melalui proses banding. (Sumber : Instagram/@beckham_put7).
Sehat24 Februari 2025, 11:53 WIB

Apakah Bayi Boleh Minum Air Putih? Simak Penjelasannya Berikut

Bayi boleh dikasih air putih jika sudah memasuki usia 6 bulan atau sudah memulai MPASI.
Ilustrasi bayi mulai dikasih air putih (Sumber: pexel.com/@Vanessa Loring)
Sukabumi24 Februari 2025, 11:42 WIB

3 Ruang Kelas SDN Cibolang Sukabumi Nyaris Ambruk, Siswa Terpaksa Belajar Bergiliran

Kondisi gedung sekolah SDN Cibolang Sukabumi yang tidak layak ini membuat minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini menurun drastis.
Kondisi ruang kelas SDN Cibolang Sukabumi yang nyaris ambruk. (Sumber Foto: SU/Asep Awaludin)
Life24 Februari 2025, 11:37 WIB

6 Tips Pengembangan Diri untuk Mencapai Tujuan Kesehatan dan Kebugaran di Tahun 2025

Siap mengubah hidup Anda di tahun 2025? Simak kiat pengembangan diri yang sederhana namun efektif ini untuk membantu Anda mencapai potensi penuh.
Ilustrasi pengembangan diri untuk mencapai tujuan kesehatan dan kebugaran tahu 2025 (Sumber: pexels.com/@Marcus Aurelius)
Entertainment24 Februari 2025, 11:30 WIB

Selamat! Anak Pertama Kiky Saputri dan Muhammad Khairi Telah Lahir

Kabar bahagia tengah menghampiri komika Kiky Saputri yang baru saja melahirkan anak pertamanya bersama Muhammad Khairi pada Kamis, 20 Februari 2025.
Selamat! Anak Pertama Kiky Saputri dan Muhammad Khairi Telah Lahir (Sumber : Instagram/@kikysaputrii)
Sehat24 Februari 2025, 11:15 WIB

Cara Mengatasi Migrain Secara Cepat: Tips untuk Meredakan Sakit Kepala Parah

Migrain adalah kondisi neurologis yang ditandai dengan sakit kepala parah, sering disertai gejala seperti mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya dan suara.
Ilustrasi Migrain, Merasa Sakit Kepala Yang Parah, Cara Mengatasi Migrain Secara Cepat: Tips untuk Meredakan Sakit Kepala Parah (Sumber : Freepik/@8photo)