SUKABUMIUPDATE.com - Twitter mendorong lebih dari 4.800 karyawannya di seluruh dunia untuk bekerja dari rumah sebagai tanggapan terhadap penyebaran virus corona baru COVID-19. Dilansir dari tempo.co, ini adalah salah satu langkah paling drastis yang diambil oleh perusahaan teknologi sejauh ini dalam menanggapi wabah penyakit itu.
Selama beberapa hari terakhir, sejumlah perusahaan Silicon Valley telah mengantisipasi serangan virus dengan memberikan peringatan kepada tenaga kerja mereka. Tapi Twitter melangkah lebih jauh. Pada Selasa, 3 Maret 2020 melalui unggahan blog, Twitter mendorong semua karyawan secara global untuk bekerja dari rumah jika mereka bisa.
"Tujuan kami adalah untuk menurunkan kemungkinan penyebaran virus corona COVID-19, bagi kami dan dunia di sekitar kami. Kami beroperasi dengan sangat hati-hati dan dedikasi sepenuhnya untuk menjaga kesehatan Tweeps kami," bunyi unggahan Twitter, seperti dikutip laman Vox, baru-baru ini.
Selain itu, Twitter juga mewajibkan karyawannya yang berbasis di Hong Kong, Jepang, dan Korea Selatan untuk bekerja dari rumah. Twitter melakukan hal itu sebagian karena pembatasan pemerintah.
Perusahaan mengatakan bahwa kantor-kantor di Amerika Serikat masih akan terbuka untuk karyawan yang merasa perlu untuk datang sendiri. "Meskipun ini adalah perubahan besar bagi kami, kami telah bergerak menuju tenaga kerja yang lebih terdistribusi yang semakin jauh," kata Twitter.
Twitter sebelumnya telah melarang perjalanan bisnis yang sifatnya 'tidak kritis', yang termasuk pembatalan penampilan CEO Jack Dorsey di konferensi South By Southwest di Austin akhir bulan ini.
Virus ini telah menyebabkan penurunan drastis dalam nilai saham teknologi, mengurangi proyeksi pendapatan dari raksasa seperti Apple, pembatasan perjalanan baru pada perjalanan karyawan teknologi ke Cina--tempat virus, dan pembatalan konferensi mewah yang diselenggarakan oleh perusahaan-perusahaan seperti Facebook.
Ada 15 kasus yang dikonfirmasi dari virus itu di Amerika Serikat, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), termasuk satu kematian di negara bagian Washington. Meningkatnya jumlah kasus di luar Cina, seperti Korea Selatan dengan kasus telah melonjak menjadi 3.150, telah memicu kekhawatiran ketika para pejabat kesehatan di seluruh dunia berlomba untuk menahan penyebaran virus corona ini.
Sumber: Tempo.co