SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG baru saja mengungkap sekaligus memperingatkan akan hasil kajiannya tentang potensi gempa dan tsunami dari zona megathrust di laut selatan Sukabumi. Dilansir dari tempo.co, sebelumnya telah dikenal sumber gempa lainnya yang juga bisa mengguncang Sukabumi, yakni Sesar Cimandiri di daratan.
Potensi gempa dari Sesar Cimandiri tak kalah penting untuk diperhatikan daerah setempat. Berdasarkan Buku Peta Sumber dan Bahaya Gempa 2017 dari Pusat Studi Gempa Nasional, Sesar Cimandiri memanjang di antara wilayah admisnistratif yang padat penduduk. Jalur sesar atau patahannya melintasi Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Cianjur, hingga Padalarang di Kabupaten Bandung Barat.
Kelompok kerja Geologi dari tim Pusat Gempa Nasional membagi Sesar Cimandiri dalam tiga segmen yang membentang hampir berarah barat-timur. Berbentuk gawir atau lereng panjang total sesarnya sekitar 100 kilometer. Terusan dari ujung utara Sesar Cimandiri adalah Sesar Lembang.
Bagian utama Sesar Cimandiri di daerah Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi dengan segmen sepanjang 23 kilometer. Laju pergerakan sesar di bagian ini terukur 0,55 milimeter per tahun, dan maksimum kekuatan gempanya dihitung bermagnitudo 6,7.
Segmen utama tersambung ke segmen Nyalindung-Cibeber yang melaju dengan pergerakan 0,40 milimeter per tahun sepanjang 30 kilometer, dan potensi gempa maksimalnya bermagnitudo 6,5. Berlanjut ke segmen Rajamandala dengan laju pergerakan sesar 0,1 milimeter per tahun sepanjang 45 kilometer dan kekuatan gempa maksimalnya dihitung bermagnitudo 6,6.
Beberapa catatan gempa besar yang pernah terjadi dari Sesar Cimandiri antara lain pada 1982 dengan kekuatan 5,5 Magnitudo. Pada 2000 ada dua kali gempa hampir setara (M=5,4 dan M=5,1).
Mundur lebih jauh, pada 1900, intensitas gempa berskala VII MMI (menimbulkan kerusakan ringan, retak hingga hancur dan getarannya terasa oleh pengendara) dilaporkan merusak daerah sekarang Pelabuhan Ratu.
Gempa besar yang merusak lainnya dari Sesar Cimandiri seperti Gempa Cibadak pada 1973, Gempa Gandasoli pada 1982, Gempa Padalarang 1910, Gempa Tanjungsari 1972, Gempa Congeang 1948, dan Gempa Sukabumi pada 2011.
Bandingkan dengan catatan gempa kuat dari Laut Selatan Sukabumi. Berdasarkan data BMKG ada gempa kategori itu pada 22 Januari 1780 (M=8,5), 27 Februari 1903 (M=8,1), dan 17 Juli 2006 (M=7,8). Sedang yang relatif belum lama seperti pada 8 Januari 2019 lalu, tapi kekuatannya terukur 5,0 M.
Sumber: Tempo.co