SUKABUMIUPDATE.com - Ilmuwan fisika dan peneliti gempa bumi dan gunung berapi dari Jerman Simone Cesca dan timnya mempelajari Bumi dan apa yang terjadi di permukaannya. Dua tahun lalu, banyak instrumen yang digunakan untuk mendengar bagaimana Bumi bereaksi dengan mengeluarkan dengungan aneh.
Suara dengungan aneh datang seperti ledakan, keluar hingga ratusan mil dan berlangsung selama setengah jam. Banyak aktivitas seismik terdeteksi di Samudera Hindia, dekat pulau Mayotte, dan para peneliti memusatkan perhatian mereka pada dasar laut di sekitar pulau itu.
Ketika pertama kali mendengar dengungan tersebut, para ilmuwan hanya bisa menebak apa yang terjadi, tapi sebuah makalah baru yang diterbitkan di Nature Geoscience menawarkan penjelasan yang lebih konkret.
“Di sini kami menganalisis data seismik dan deformasi regional dan global untuk memberikan gambaran rinci selama satu tahun dari proses magmatik yang dalam dan langka,” demikian bunyi dalam jurnal, seperti dikutip laman BGR, baru-baru ini.
Peneliti mengidentifikasi sekitar 7.000 gempa gunung tektonik dan 407 sinyal seismik yang sangat lama. Gampa Bumi awal bermigrasi ke atas sebagai respons terhadap gili magma yang merambat dari kedalaman Moho (8 km di bawah kerak samudera) ke permukaan, sedangkan peristiwa selanjutnya menandai kegagalan progresif atap reservoir magma, memicu resonansinya.
Pulau tersebut sebenarnya telah tenggelam lebih dari enam inci, dan para peneliti sekarang mengatakan bahwa kelahiran gunung berapi bawah laut baru menjadi hal yang bertanggung jawab. Kelahiran gunung berapi dan pergerakan lempeng tektonik di daerah tersebut menghasilkan sekitar 7.000 gempa bumi, meskipun sebagian besar terlalu kecil untuk dapat diamati.
Gunung berapi itu sendiri sangat besar, membentang sekitar 800 meter dari dasar laut. Dengan menggabungkan pembacaan seismik dengan pengamatan dasar laut, tim dapat memperkirakan ukuran reservoir magma yang terkuras selama periode ini.
Analisis seismik dan deformasi periode sangat lama menunjukkan bahwa setidaknya 1,3 kilometer kubik magma dikeringkan dari reservoir berdiameter 10 hingga 15 kilometer pada kedalaman 25 hingga 35 kilometer. "Kami menunjukkan bahwa aktivitas magmatik lepas pantai yang dalam dapat ditangkap tanpa pengawasan di tempat," tulis para peneliti.
Sumber : tempo.co