SUKABUMIUPDATE.com - Lembaga Antariksa Amerika Serikat atau NASA beberapa kali memberikan peringatan mengenai asteroid atau benda antariksa lainnya yang mendekati Bumi. Terakhir, sebuah kilatan hijau diduga ledakan akibat gesekan asteroid dan atmosfer Bumi dilaporkan di langit New York, Amerika Serikat, pada Minggu, 29 Desember 2019 .
Faktanya, peristiwa asteroid atau meteor menabrak Bumi telah beberapa kali terjadi. Sebagian menghasilkan dampak cukup besar. Bahkan menurut penelitian, punahnya dinosaurus juga diakibatkan hantaman asteroid ke bumi. Tempo merangkum beberapa catatan tentang meteor atau asteroid menabrak Bumi berikut ini,
1. Vredefort-Afrika Selatan
Mengutip laman Livescience, ilmuwan memperkirakan dampak jatuhnya meteor membuat Vredefort menjadi kawah yang besar, berdiameter sekitar 300 kilometer. Kawah tersebut terletak di Provinsi Free State, Afrika Selatan, dan dinamai dari nama kotanya.
Dalam studi yang dilakukan Desmond Moser, ahli geokronologi di Western University di Ontario, disebutkan asteroid atau meteor selebar 10 kilometer telah menabrak wilayah itu, dan memunculkan lubang 10 kali lebih dalam dari Grand Canyon di Amerika Serikat. Ahli geologi memperkirakan bahwa hantaman tersebut terjadi sekitar 2,02 miliar tahun yang lalu.
2. Sudbury-Kanada
Para peneliti menganalisis salah satu kawah meteor tertua di Bumi, yaitu cekungan Sudbury yang berusia 1,85 miliar tahun di Kanada. Ini merupakan kawah terbesar kedua dan terawetkan di Bumi, dengan diameter hingga 260 kilometer.
Sebuah studi pada 2015 memperkirakan bahwa kawah itu mungkin telah diciptakan oleh sebuah komet. Dari 2013 hingga 2014, para ilmuwan dalam studinya mengumpulkan sampel dari lapisan batu setebal 1,5 kilometer yang memenuhi kawah Sudbury.
3. Acraman-Australia
Para ilmuwan telah menemukan dua kawah di pedalaman Australia, Acraman, yang diyakini menandai sisa-sisa kawah meteorit. Berdiameter 463 kilometer, ini adalah salah satu yang terbesar yang pernah ditemukan. Kawah tersebut diyakini menandai tempat di mana meteorit terbelah menjadi dua, beberapa saat sebelum menabrak Bumi.
Jatuhnya meteor ini diperkirakan lebih dari 300 juta tahun yang lalu. Para ilmuwan menemukan bekas dari meteorit itu beberapa tahun lalu kemudian dianggap kawah terbesar ketiga yang pernah ditemukan.
4. Chicxulub-Meksiko
Kepunahan massal yang paling dikenal adalah berakhirnya masa dinosaurus di masa Cretaceous atau Cretaceous-Tersier akhir. Satu-satunya yang selamat di antara dinosaurus adalah burung.
Saat ini, tersangka utama di balik bencana ini adalah dampak kosmik dari asteroid atau komet menuruti ide yang pertama diusulkan fisikawan Luis Alvarez dan putranya ahli geologi Walter Alvarez. Para ilmuwan kemudian menemukan bahwa tanda-tanda tabrakan ini tampak jelas di dekat kota Chicxulub di Meksiko dalam bentuk kawah raksasa yang lebarnya lebih dari 180 kilometer.
Ledakan itu, kemungkinan disebabkan oleh objek berukuran diameter sekitar 10 kilometer, lalu melepaskan energi sebanyak 100 triliun ton TNT. Ledakan itu lebih dari satu miliar kali daripada bom atom yang menghancurkan Hiroshima dan Nagasaki. Penelitian memperkirakan Chicxulub terjadi sekitar 300 ribu tahun sebelum atau 180 ribu tahun setelah kepunahan massal Cretaceous akhir.
5. Tunguska-Siberia
Pada 1908, sejumlah kurang lebih 80 juta pohon ditumbangkan di atas area seluas 800 mil persegi yang tersembunyi di dalam hutan Siberia. Hal itu terjadi ketika sebuah meteor yang tingginya mencapai 190 meter menabrak Bumi.
Jika objek yang menyebabkan kehancuran ini menghantam daerah berpenduduk, kemungkinan bisa menewaskan ratusan ribu orang dan menghancurkan sebuah kota hingga rata dengan tanah.
6. Chelyabinsk-Rusia
Penduduk Chelyabinsk, Rusia, dikejutkan bola api raksasa yang melesat dan meledak di langit pada 2013. Ledakan dahsyat oleh meteorit kecil tersebut melukai ratusan orang. Puluhan video yang merekam jejak meteor ini begitu cepat muncul di dunia maya. Para ilmuwan menganalisis hasil saksi mata dengan kajian sains.
Perhitungan awal NASA menyatakan bahwa meteor Rusia ini adalah terbesar sejak peristiwa Tunguska pada 1908. Meteoroid ini diperkirakan berdiameter 15 meter sebelum memasuki atmosfer bumi. Tentu jauh lebih kecil dibandingkan Tunguska yang memiliki diameter 40 meter.
7. Karibia
Sebuah asteroid kecil menghantam Bumi dengan kecepatan 14,9 kilometer per detik, dan NASA mengaku tidak tahu asteroid itu akan datang. Batuan ruang angkasa yang dikenal sebagai 2019 MO itu berdiameter tiga meter dan meledak ketika menghantam atmosfer Bumi pada 22 Juli di atas Karibia.
"Ketika pertama kali terlihat, 2019 MO berjarak sekitar 310 ribu mil (500 ribu kilometer) dari Bumi, lebih jauh dari orbit Bulan kita. Ini kira-kira setara dengan menemukan sesuatu seukuran nyamuk dari jarak 310 mil (500 kilometer)," ujar NASA yang dikutip Express, 7 September 2019.
Davide Farnocchia, ilmuwan di Pusat Studi Objek Bumi Dekat (NEO) NASA, mengatakan asteroid ukuran itu jauh lebih kecil dari yang dilacak NASA. "Mereka sangat kecil, mereka tidak akan selamat melewati atmosfer kita untuk menyebabkan kerusakan pada permukaan Bumi," ujarnya.
Masalahnya, kata NASA, badan antariksa tidak bisa menentukan ke mana batu ruang angkasa itu sedang menuju. "Objek itu hanya terlihat empat kali dalam waktu kurang dari setengah jam, yang tidak cukup informasi untuk menentukan dari mana benda itu berasal atau tepatnya ke mana benda itu menuju."
Sumber: Tempo.co