SUKABUMIUPDATE.com - Dampak kebakaran hutan yang melanda hutan di Australia dapat dilihat dari ruang angkasa melalui gambar satelit baru yang dirilis oleh NASA.
Ibu kota Australia, Canberra, diselimuti kabut asap pada hari Ahad kemarin, dan kualitas udara pada tengah hari diukur 10 kali lipat dari batas berbahaya.
Kebakaran dahsyat telah menewaskan sedikitnya 24 orang di Australia dan menghancurkan hampir 2.000 rumah, demikian dikutip laman Fox, Ahad, 5 Januari 2020.
Awal kebakaran hutan musim panas Australia disebabkan oleh kekeringan dan tahun terpanas dan paling kering di negara itu yang tercatat.
Hal ini juga merupakan bencana besar bagi satwa liar di negara itu, kemungkinan menewaskan hampir 500 juta burung, reptil dan mamalia di New South Wales saja, kata Ekolog dari Sydney University Chris Dickman pada Sydney Morning Herald.
Di bawah kondisi ekstrem seperti itu, api telah menghasilkan panas yang cukup untuk menciptakan sistem cuaca mereka sendiri, termasuk badai petir dan tornado api.
Ribuan petugas pemadam terus memerangi api yang membakar jutaan hektare di New South Wales, Victoria dan Australia Selatan, area dua kali ukuran Maryland.
Di New South Wales, dinas pemadam kebakaran pedesaan (RFS) mengatakan pada hari Minggu ada 150 kebakaran aktif di negara bagian itu, 64 di antaranya tidak terkendali.
Pada Sabtu, 4 Januari 2020, Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah Australia, 3.000 tentara, pasukan cadangan angkatan laut dan udara akan dikerahkan untuk bertempur melawan kebakaran. Dia juga berkomitmen A$ 14 juta untuk menyewa pesawat pemadam kebakaran dari luar negeri.
Pada Minggu, suhu yang lebih dingin dan angin yang lebih ringan membantu masyarakat yang terancam, sehari setelah ribuan orang terpaksa melarikan diri ketika api mencapai pinggiran kota Sydney.
Ribuan petugas pemadam kebakaran berjuang untuk menahan kobaran api, tapi banyak api terus membakar di luar kendali, mengancam akan memusnahkan kota-kota pedesaan dan menyebabkan kerusakan yang hampir tak terhitung terhadap properti dan satwa liar.
Sumber: Tempo.co