SUKABUMIUPDATE.com - Perusahaan siber Israel, NSO Group, menggunakan nomor telepon Indonesia untuk meretas WhatsApp di sekitar 20 negara, demikian diwartakan BBC, Kamis (31/10/2019).
NSO dituding telah meretas ratusan pengguna WhatsApp, khususnya aktivis hak asasi manusia (HAM) dan wartawan di 20 negara. NSO membuat akun WhatsApp menggunakan nomor telepon dari beberapa negara, termasuk Indonesia, Brazil, Israel, Swedia, Siprus, dan Belanda.
Akun-akun itu dibuat sekitar Januari 2018 sampai Mei 2019. NSO mulai meretas target-targetnya sejak April hingga Mei kemarin dengan cara menelepon mereka via WhatsApp.
NSO Group sendiri telah membantah melakukan peretasan itu.
Facebook, perusahaan induk WhatsApp, telah menggugat NSO di sebuah pengadilan di Northern California, Amerika Serikat pada pekan ini.
Dalam dokumen gugatan disebutkan bahwa NSO memanfaatkan sebuah celah keamanan dalam WhatsApp untuk memasang peranti lunak penyadap di dalam ponsel target.
Pegasus, nama peranti lunak buatan NSO Group itu, bisa mencuri data-data penting dari ponsel termasuk di antaranya aktivitas komunikasi serta lokasi target.
Berbeda dari peranti mata-mata atau malware lain yang biasanya disamarkan di dalam tautan atau link dan aktif ketika tautan itu diklik, Pegasus bisa langsung terinstall di dalam ponsel target.
Sejauh ini belum diketahui dan belum tersedia data yang mengatakan bahwa ada korban peretasan di Indonesia.
WhatsApp sendiri mengatakan ada korban peretasan NSO Group di India. Di negara itu yang disasar antara lain para wartawan dan aktivis HAM.
Sumber: Suara.com