SUKABUMIUPDATE.com - Lembaga antariksa Amerika Serikat atau NASA mendeteksi asteroid raksasa dengan lebar 120 meter mendekati Bumi, Selasa, besok, 29 Oktober 2019. Asteroid itu melayang dan akan memasuki sekitar Bumi.
Rumpun es dari besi dan elemen-elemen lain ada di orbit yang memotong Bumi dan melaju ke depan dengan kecepatan 30.900 mph. Perhitungan oleh para ilmuwan NASA memprediksi bahwa asteroid akan melintas dalam jarak beberapa juta mil dari permukaan planet.
Asteroid itu dikenal sebagai 2019 TR2 dan ditemukan awal bulan ini, pertama kali terlihat pada 5 Oktober. NASA mencatat batu antariksa nakal ini berukuran sekitar 394 kaki (120 meter) dan telah diklasifikasikan oleh NASA sebagai asteroid Apollo, demikian dikutip Express, Senin, 28 Oktober 2019.
Kelas asteroid ini memiliki orbit elips yang sangat lebar yang membawa mereka mengelilingi Bumi dan Matahari. Dari waktu ke waktu, orbit asteroid ini bersinggungan dengan Bumi ketika planet mengelilingi bintang raksasa.
Saat asteroid Apollo menyelesaikan perjalanan mereka, mereka juga melewati dekat planet lain seperti Res Planet Mars. Jika asteroid mendekati planet-planet ini pada jarak yang sangat dekat, mereka dapat dipengaruhi oleh tarikan gravitasi, lalu mengubah lintasan batuan ruang angkasa.
Jika ini terjadi, asteroid secara teoritis bisa berakhir pada jalur tabrakan dengan Bumi. Dampak yang disebabkan oleh salah satu asteroid ini, termasuk 2019 TR2, akan memusnahkan wilayah besar planet ini.
Karena ukuran, kecepatan, dan komposisinya, asteroid-asteroid ini dapat melenyapkan kota-kota. Untungnya, NASA mencatat bahwa planet ini aman dari asteroid 2019 TR2. Asteroid 2019 TR2 akan mendekati Bumi pada Selasa, 29 Oktober pukul 3.46 pagi BST (Senin 10.46 malam ET) dari jarak 0.4960 unit astronomi (4,6 juta mil) jauhnya.
Satuan astronomi adalah satuan pengukuran yang sama dengan jarak rata-rata dari pusat bumi ke pusat matahari.
Selama 21 hari terakhir, NASA telah memantau batu ruang angkasa besar dan kuat di bawah pengawasan ketat. NASA mengumpulkan banyak pengukuran posisinya di langit dan mengembangkan model komputer orbitnya mengelilingi Matahari.
"Semakin banyak pengamatan yang digunakan dan semakin lama periode pengamatan itu dilakukan, semakin akurat orbit yang dihitung dan prediksi yang dapat dibuat darinya," kata pihak NASA.
Dalam kasus khusus ini, NASA menggunakan 76 pengamatan lintasan batu itu. Menurut penggemar antariksa Alexandra Lozovschi yang juga kontributor Inquisitr, ini akan menjadi pendekatan pertama dan terdekat ke Bumi untuk asteroid 2019 TR2.
Batu itu belum pernah melewati sudut tata surya Bumi. Lozovschi menjelaskan bahwa selama 123 tahun ke depan, asteroid akan kembali ke sudut ruang Bumi empat kali lagi, dengan penerbangan berikutnya terjadi pada 2023.
"Satu-satunya waktu batu itu akan mendekati pada jarak yang sebanding adalah pada 2138, ketika itu akan melintas dalam 5,2 juta mil dari Bumi," tutur Lozovschi. "Ini adalah yang terbaru dalam serangkaian pendekatan asteroid, batuan ruang angkasa dari semua ukuran dalam jarak yang relatif dekat dari Bumi."
Sumber: Tempo.co