SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat aktivitas gempa di Indonesia semakin meningkat. Sepanjang September 2019 aktivitas gempa kecil dengan magnitudo kurang dari 5,0 mendominasi hingga sebanyak 895 kali. Sementara pada Agustus 651 kali gempa.
Gempa signifikan dengan magnitudo lebih dari 5,0 di bulan September juga naik. “Terjadi sebanyak 29 kali,” kata Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Jumat, 4 Oktober 2019. Pada Agustus tercatat 22 kali.
Jumlah gempa bumi tektonik yang terjadi sepanjang bulan September sebanyak 924 kali. “Jumlahnya meningkat drastis dibanding Agustus yang sebanyak 673 kali gempa,” ujarnya. Gempa terasa sepanjang September 155 kali dan 56 kali selama Agustus.
Pada September terjadi dua kali gempa merusak yaitu Gempa Halmahera Selatan pada 15 September 2019 dengan magnitudo 6,0. Kemudian Gempa Kairatu-Ambon yang terjadi pada 26 September 2019 dengan magnitudo 6,5. Gempa ini merusak ribuan bangunan rumah, puluhan orang meninggal, ratusan orang mengalami luka-luka, dan ribuan orang mengungsi.
Hingga Jumat 4 Oktober 2019 pukul 13.00 WIB sudah terjadi gempa susulan sebanyak 1.017 kali dan gempa susulan yang guncangannya dirasakan oleh masyarakat terjadi sebanyak 111 kali.
Menurut Daryono banyaknya gempa susulan mencerminkan karakteristik kondisi batuan di zona gempa yang rapuh (brittle).
Wilayah Indonesia merupakan kawasan seismik aktif dan kompleks. Disebut sangat aktif karena dalam setahun ribuan gempa terjadi di Indonesia. Wilayah Indonesia juga memiliki kompleksitas tektonik, karena banyaknya sebaran sumber gempa baik bersumber dari zona subduksi megathrust maupun dari sesar aktif.
Sumber gempa subduksi megathrust di antaranya adalah Subduksi Sunda yang jalurnya mencakup sebelah barat Sumatra dan selatan Jawa, Bali, NTB, dan NTT. Selain itu masih ada zona subduksi megathrust lain seperti Subduksi Banda, Sulawesi Utara, Lempeng Laut Maluku, Lempeng Filipina, dan utara Papua.
Selain sumber gempa megathrust, wilayah Indonesia terdapat lebih dar 295 sesar aktif, termasuk yang belum teridentifikasi hingga saat ini.
Sumber: Tempo.co