SUKABUMIUPDATE.com - Yuharnisa Lestari, karyawan bagian administrasi sebuah perusahaan manufaktur pakaian, di Sukabumi ini sering mengeluh dengan kenyamanan tempatnya bekerja, pasalnya, suhu ruangan kantornya sering tidak stabil karena aktivitas pekerjaannya padat, akibatnya produktivitas kerjanya jadi terganggu, tidak sendiri, rekan-rekannya pun mengeluhkan hal yang sama.
BACA JUGA: Mahasiswa Universitas Nusa Putra Ciptakan Uji Monitoring Pengering Buah Pinang
"Padahal sudah pakai air conditioner (AC) yang kapasitasnya cukup mumpuni, tapi karena aktivitasnya padat, jadinya suhu ruangan sering tidak stabil," kata dia.
Padahal di tempat kerja gadis yang biasa dipanggil Ayu ini, sudah ada standar suhu ruangan yang telah di tentukan, suhunya harus tetap stabil, tujuannya kata dia, agar produktivitas kerja tidak terganggu, "Tapi suhu ruangannya cepat naik, pengukuran suhunya masih manual memakai termometer biasa dan pengaturan suhunya juga masih manual," ujar Ayu.
Dari pengalaman yang dialaminya dan permintaan rekan-rekan kerjanya, mahasiswa semester akhir kelas karyawan, Program Studi (Prodi) Teknik Informatika, Universitas Nusa Putra (NPU) Sukabumi ini, kemudian memutuskan mencari solusi masalah ditempat kerjanya melalui penelitian akhir kuliahnya, judul penelitiannya ‘Penerapan Sistem Otomasi Suhu Ruangan dengan Metode Fuzzy Logic'.
Dari penelitian warga Kampung Cibolang Gang Swadaya, Desa Cibatu, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi ini, tercipta alat pengukur suhu dan pengatur alat pendingin ruangan secara otomatis menggunakan metode fuzzy logic. Dengan alat yang ia bangun, pengukuran suhu ruangan dapat dimonitor melalui aplikasi di android, kemudian, menyalakan alat pendingin ruangan secara otomatis dan mengatur suhunya secara otomatis dengan kecepatan yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan.
BACA JUGA: Sensor Anti Maling Karya Mahasiswa Universitas Nusa Putra Sukabumi, Simak Cara Kerjanya
"Dengan sistem ini, suhu ruangan akan lebih terkontrol dengan baik, dapat lebih mengefisiensikan waktu pengontrolan suhu dan menghemat penggunaan listrik tentunya," terangnya.
Ayu menghabiskan waktu tiga bulan untuk menyusun penelitian dan membangun alatnya yang terdiri dari, satu unit perangkat keras dan sebuah mobile aplikasi. Komponen utama perangkat keras alatnya, kata dia, terdiri dari sensor suhu DHT22, berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban digital yang output nya bentuk sinyal digital, sensor ini digunakan untuk pembacaan data suhu di ruangan.
Komponen lainnya, lanjut dia, ada NodeMCU ESP8266 yaitu komponen dengan kemampuan menjalankan fungsi mikrokontroler dan juga sebagai koneksi internet (wifi), NodeMCU ini digunakan sebagai penghubung untuk menyambungkan alat yang di rancang dengan aplikasi android untuk memonitoring suhu nya. "Semuanya saya beli secara online," ujar dia.
"Kendalanya saat coding program alatnya supaya bekerja dengan baik dan tepat, itu perlu ketelitian dan kehati-hatian," imbuhnya.
Meskipun belum sempurna, Ayu sangat berharap alat yang telah ia bangun bisa bermanfaat untuk perusahaan tempat dia bekerja dan tempat-tempat lain yang mengalami masalah sama. "Dan unutk pengembangan alat ini, saya ingin membuatnya lebih responsif dengan menambahkan multiple sensor," tandasnya.