SUKABUMIUPDATE.com - Badak sumatera jantan terakhir di Malaysia telah mati, Senin, 27 Mei 2019. Kematian Kretam atau Tam ini, membuat badak sumatera di Negeri Jiran tinggal satu ekor, berjenis kelamin betina.
Kretam ditemukan pada 2008 di sebuah perkebunan kelapa sawit ketika badak bercula dua ini berusia sekitar 20 tahun, menurut Mongabay.
Tam lalu dipindahkan ke Suaka Margasatwa Tabin Malaysia di Kalimantan selama 10 tahun terakhir sebelum mati. Malaysia beberapa kali melakukan usaha pembiakan antara Tam dan dua badak Sumatera betina (Dicerorhinus sumatrensis), namun gagal.
Kesehatan Tam memburuk sejak April 2019, demikian laporan dari Departemen Margasatwa di negara bagian Sabah, Malaysia. Borneo Rhino Alliance (BORA) mengkonfirmasi kematian Tam pada Senin (27 Mei) di Facebook.
Tidak jelas mengapa kesehatan Tam memburuk begitu cepat. Upaya penyembuhan sudah dilakukan sejak Tam terlihat lemas dan tidak punya nafsu makan. Augustine Tuuga, direktur Departemen Margasatwa Sabah, mengatakan kepada The Star, tes urin menunjukkan bahwa Tam mengalami kegagalan organ, mungkin karena usia tua.
Hilangnya badak merupakan pukulan berat bagi kelangsungan hidup spesies yang terancam punah. Sebanyak 800 badak sumatera hidup di alam liar dalam survei 1986, tetapi sekarang kurang dari 100 badak, dengan beberapa perkiraan serendah 30, menurut Save the Rhino, sebuah badan berbasis di London yang bekerja untuk melindungi badak.
Badak sumatera adalah yang terkecil dari spesies badak, beratnya hanya 960 kilogram. Sebagai perbandingan, badak putih, spesies badak terbesar, beratnya sekitar 2.300 kg.
Badak sumatera memiliki kulit coklat kemerahan, memiliki dua tanduk berwarna abu-abu kehitaman dan berbulu. Mereka juga cepat dan gesit dalam menaiki bukit dan menuruni lereng curam. Namun, perburuan dan penggundulan hutan telah secara drastis mengurangi jumlah badak, CNN melaporkan.
Sebagian besar badak Sumatera yang tersisa di dunia hidup di pulau Sumatera. Menurut Kehati, keberadaan satwa langka ini sangat terancam oleh perburuan, penyempitan dan fragmentasi habitat. Populasi badak terisolasi dan tersebar dalam kantong-kantong dengan jumlah individu yang sangat sedikit. Kehati memperkirakan jumlah badak sumatera kurang dari 100 individu.
Sekarang setelah Tam mati, badak Sumatera terakhir Malaysia yang masih hidup adalah Iman, badak betina yang ditangkap pada 2014 untuk program penangkaran, demikian dilaporkan Mongabay. Tapi Iman tidak pernah melahirkan, dan dia ditemukan memiliki tumor di rahimnya pada bulan Desember 2017.
Badak betina lain bernama Puntung, ditangkap pada 2011. Puntung juga memiliki masalah kesehatan, termasuk banyak kista di rahimnya. Pejabat satwa liar akhirnya melakukan euthanasia pada Juni 2017 setelah menderita kanker kulit.
Sumber: Tempo