SUKABUMIUPDATE.com - Penelitian baru menunjukkan puasa dapat meningkatkan aktivitas metabolisme manusia, menghasilkan antioksidan, dan membantu membalikkan beberapa efek penuaan.
Ilmuwan dari Okinawa Institute of Science and Technology Graduate University (OIST) dan Kyoto University mengidentifikasi 30 zat yang sebelumnya tidak dilaporkan, jumlahnya meningkat selama puasa dan menunjukkan manfaat kesehatan.
"Kami telah meneliti penuaan, metabolisme selama bertahun-tahun dan memutuskan untuk mencari efek kesehatan yang tidak diketahui pada puasa manusia," ujar seorang peneliti di Unit Sel G0 OIST yang juga penulis penelitian, Takayuki Teruya, seperti dikutip laman sciencedaily, beberapa waktu lalu.
Bertolak belakang dengan perkiraan semula, Teruya melanjutkan, ternyata puasa menyebabkan aktivasi metabolisme agak aktif. Penelitian yang dipublikasikan pada 29 Januari 2019 dalam Scientific Reports ini menyajikan analisis seluruh sel darah manusia, plasma, dan darah merah yang diambil dari empat individu yang berpuasa.
Para peneliti memantau perubahan tingkat metabolit atau zat yang terbentuk selama proses kimia yang memberi energi pada organisme dan memungkinkannya tumbuh. Hasilnya mengungkapkan 44 metabolit, termasuk 30 yang sebelumnya tidak dikenali, meningkat secara universal di subjek antara 1,5 hingga 60 kali lipat.
"Ini adalah metabolit yang sangat penting untuk pemeliharaan otot dan aktivitas antioksidan, masing-masing," kata Teruya. "Hasil ini menunjukkan kemungkinan efek peremajaan dengan puasa, yang tidak diketahui sampai sekarang."
Dalam penelitian sebelumnya, Unit Sel G0 mengidentifikasi berbagai metabolit yang jumlahnya menurun dengan bertambahnya usia, termasuk tiga yang dikenal sebagai leusin, isoleusin, dan asam oftalmik. Pada individu yang berpuasa, metabolit ini meningkat levelnya, menunjukkan mekanisme di mana puasa dapat membantu meningkatkan umur panjang.
Metabolit memberikan petunjuk untuk mekanisme dan efek kesehatan. Tubuh manusia cenderung memanfaatkan karbohidrat untuk energi cepat ketika tersedia. Ketika kelaparan karbohidrat, tubuh mulai menjarah cadangan energi alternatifnya.
Namun, puasa tampaknya menimbulkan efek yang jauh melampaui substitusi energi. Dalam analisis komprehensif mereka tentang darah manusia, para peneliti mencatat baik penanda puasa dan banyak lagi. Misalnya, menemukan peningkatan global dalam zat yang dihasilkan oleh siklus asam sitrat, suatu proses di mana organisme melepaskan energi tersimpan dalam ikatan kimia karbohidrat, protein dan lipid.
Sumber: Tempo