SUKABUMIUPDATE.com - Institut Teknologi Bandung (ITB) menganugerahkan Doktor Kehormatan kepada Nurhayati Subakat, Jumat 5 April 2019. Pemberian gelar itu mencatat sejarah khusus bagi ITB. Sebab untuk pertama kalinya kampus berlambang gajah Ganesha itu menyematkannya untuk perempuan.
ITB sebelumnya pernah menganugerahkan Doktor Kehormatan kepada Presiden Sukarno, Sediatno, J. Rooseno, Soetarjo Sigit, Hartanto Sastrosoenarto, Emil Salim, Arifin Panigoro. Selain itu Susilo Bambang Yudhoyono, serta kedua Nobel Laureate Peter Agre dan Finn Erling Kydland.
Nurhayati Subakat merupakan alumni Farmasi ITB angkatan 1971 yang lulus dengan predikat terbaik, juga alumni Apoteker ITB. Namanya termasuk dalam daftar 25 pebisnis perempuan paling berpengaruh versi Forbes Asia 2018. Pemenang Bintang Award 2018 itu juga pernah terpilih sebagai salah satu CEO terbaik di Indonesia.
Perempuan kelahiran Padangpanjang, 1950 itu merupakan pendiri industri kosmetik Wardah, Putri, dan Make Over sejak 1985 sampai sekarang. Rektor ITB Kadarsah Suryadi mengatakan, proses penganugerahan ini sangat panjang.
Usulan nama para calon berdatangan dari pihak masyarakat dan ITB ke rektorat. "Tim pengamat bekerja menganalisis data para calon, biodata, dan karya," katanya usai penganugerahan di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Bandung, Jumat, 5 April 2019.
Penetapan nama dilakukan senat akademik dalam rapat pleno. Ketua tim promotor penghargaan Tetet Cahyati Sumirtapura mengatakan, ada tiga aturan dalam penganugerahan gelar Doktor Kehormatan di ITB. "Karya inovasi yang menonjol, kearifan dan kebijakan, serta harus terus belajar mengembangkan ilmu," ujarnya.
Tetet juga mengatakan, atribut mutu untuk kosmetik lebih banyak daripada obat. Kandungan halal pada produk yang dibuat pun menjadi tantangan khusus.
Nurhayati mengatakan sejak kuliah di ITB 48 tahun lalu tidak pernah membayangkan bisa meraih gelar doktor kehormatan. "Saya merasa tersanjung dan terhormat," katanya saat berpidato di hadapan wisudawan program magister ITB. Dia berharap penghargaan ini bisa membuat para wisudawan khususnya bersemangat dan berkarya di masa depan.
Sumber: Tempo