SUKABUMIUPDATE.com - Sebuah bola bercahaya terang misterius terlihat melesat melintasi langit malam di Wilayah Krasnoyarsk, Siberia, Rusia. Bola cahaya itu terlihat memukau, karena berubah warna dari hijau, kuning kemudian menjadi oranye.
"Malam menjadi cerah dan hangat, seolah-olah bola lampu raksasa dinyalakan di langit," ujar salah satu penduduk Desa Tura Pyotr Bondarev di mana bola tersebut terlihat, seperti dikutip laman Daily Mail, Senin, 18 Maret 2019. "Saat itu sekitar jam 7.30 malam, hari sudah gelap. Saya berada di luar berjalan-jalan dengan istri dan anak sayaa, banyak orang melihatnya dan menjadi sangat bersemangat".
Para ahli percaya bahwa benda yang terlihat melesat di atas bukit Siberia, Rusia, itu merupakan meteor, tapi sejauh ini tidak ada bukti konklusif apa yang ditemukan. Bola tersebut bersinar yang terlihat sejauh 250 mil (402 km) jauhnya.
Saksi mata mengatakan itu tampaknya menuju pendaratan darurat. Namun, sejauh ini tidak ada puing-puing dari meteor, dan para ahli menjaga pikiran terbuka tentang apa yang menyebabkan tontonan yang menakjubkan.
Peneliti dari Krasnoyarsk Kirensky Physics University Sergey Karpov mengatakan bahwa benda tersebut kemungkinan adalah meteorit kecil. "Kemungkinan besar itu berdiameter hingga 4 sentimeter," kata dia.
Benda misterius itu juga belum dikonfirmasi oleh pemerintah terkait. Belum ada juga yang menyatakan bahwa puing-puing itu berasal dari peluncuran ruang angkasa atau penampakan unidentified flying object (UFO).
Beberapa orang mengklaim bahwa benda itu adalah ledakan Tunguska kedua, karena lokasinya mirip dengan ledakan 111 tahun yang lalu yang menyebabkan kerusakan. Menurut para ilmuwan, lebih dari 770 mil persegi (2.000 km persegi) hutan dihancurkan setelah bola api, diyakini seluas 330 kaki (100m), merobek atmosfer dan meledak pada 1908.
Peristiwa itu diperkirakan menghancurkan 80 juta pohon dan ribuan bangkai rusa hangus, serta telah meledak tiga hingga tujuh mil (5 hingga 12 km) di atas permukaan Bumi. Tapi, meskipun terjadi benturan, tidak ada dampak kawah.
Sumber: Tempo