Peneliti LIPI: Jepang Society 5.0 Akan Gagal Seperti Cool Japan

Minggu 10 Maret 2019, 00:15 WIB

SUKABUMIUPDATE.com -  Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Fadjar Ibnu Thufail memprediksi proyek Society 5.0 yang digadang-gadang Perdana Menteri Jepang Shinjo Abe akan gagal seperti Cool Japan.

“Kini Cool Japan jadi tragedi dan masuk kuburan,” kata Fadjar, peneliti Pusat Penelitian Sumber Daya Regional LIPI pada diskusi bertema Japan Society 5.0 yang berlangsung di gedung LIPI Jakarta, Jumat 8 Maret 2019.

Ketika berpidato pada konferensi internasional CeBIT (Centrum der Büroautomation und Informationstechnologie und Telekommunikation) di Jerman, tahun 2017,  PM Shinjo Abe mengumumkan proyek Japan Society 5.0.

Shinjo Abe menjelaskan bahwa Society 5.0  berbeda dengan proyek Industry 4.0 yang digagas Pemerintah Jerman (tahun 2010),  proyek E-estonia – ID Card oleh Pemerintah Estonia (2000),  Industrial Internet milik Pemerintah Amerika Serikat (2012) atau proyek Singapore Smart Nation (2014).

Perbedaannya pada penggunaan teknologi maju untuk mendukung kehidupan sehari-hari warga Jepang. Bukan hanya untuk dunia industri atau infrastruktur perekonomian seperti dilakukan Jerman, Amerika, Singapura dan negara lainnya.

Dalam Pertemuan Tahunan Forum Ekonomi Dunia 2019 di Davos, Swiss,  pada 23 Januari 2019, Shinzo Abe kembali menjelaskan visi baru Jepang, Society 5.0.

Society 5.0, menurut Kantor Kabinet Jepang, didefinisikan sebagai sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial  melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan ruang fisik.

“Di Society 5.0, itu bukan lagi modal, tetapi data yang menghubungkan dan menggerakkan segalanya, membantu mengisi kesenjangan antara yang kaya dan yang kurang beruntung. Layanan kedokteran dan pendidikan, dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, akan mencapai desa-desa kecil di wilayah Sub-Sahara," ujar Shinzo Abe. “Tugas kita jelas. Kita harus membuat data sebagai penghambat kesenjangan yang besar,” katanya lagi.

Irin Oktafiani, peneliti Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, menjelaskan latar belakang Society 5.0 berangkat dari kekhawatiran Pemerintah Jepang terhadap kondisi masyarakatnya yang semakin menua (aging society).  Sekitar 26,3 persen penduduk Jepang berusia di atas 65 tahun, sementara pertumbuhan penduduk relatif rendah. 

Melalui proyek Society 5.0 warga lanjut usia Jepang diharapkan menggunakan teknologi artificial intellegent (AI), Internet of Things (IoT), imachine learning, big data dan sebagainya untuk membantu kehidupannya.

Menurut Fadjar, Society 5.0 tidak menyelesaikan masalah bagi warga Jepang yang lanjut usia. “Society 5.0 tidak seindah yang dibayangkan orang,” ujarnya. Dia memprediksi proyek itu akan bernasib seperti Cool Japan.

Pada 1990-an, Jepang yang sedang menikmati gelembung ekonomi mulai galau dengan hadirnya pesaing baru di Eropa dan Korea Selatan. Produk-produk otomotif dan elektronika Jepang mulai tersaingi. Pada sisi lain, Negara Matahari Terbit itu tidak kaya akan sumber daya alam.   

Akhirnya mereka mencanangkan proyek Cool Japan yang mendorong industri kreatif.  Mereka meniru Inggris yang maju dalam sektor industri kreatif. Japan Foundation memasarkan kehebatan Cool Japan ke seluruh dunia.

Dalam perjalanannya, Cool Japan tidak berjalan sukses. Banyak konten yang dikerjakan pihak luar (outsourcing).  Dukungan Pemerintah Jepang tidak maksimal. Editorial di harian Yomiuri Shimbun pada tahun 2010 menyatakan Pemerintah Jepang tidak berbuat cukup dalam memajukan kepentingan bisnis negara, membiarkan munculnya Korea Selatan sebagai kompetitor.

Editorial koran terbesar di Jepang tersebut juga menyoroti inefisiensi struktural dengan adanya Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri mempromosikan Cool Japan, sementara Kementerian Luar Negeri mengurusi pertukaran budaya, dan Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mengurusi promosi makanan Jepang.

Roland Kelts, dosen Temple University  menjelaskan bahwa kegagalan sepenuhnya dalam hal membedakan, memberi merek, dan mengikutsertakan partisipan dan pasar di luar Jepang, dimana ini  dapat berarti ‘tamatnya’ Cool Japan.

Fadjar Thufail mengatakan Society 5.0 menghadapi dua masalah mendasar, yaitu interface dan  kultural.  Pada masalah yang kedua terkait dengan struktur hierarki di perusahaan Jepang.  Pengambilan keputusan harus dikonsultasikan ke atasan, teman sejawat dan pihak lainnya.

Society 5.0 mencoba menerobos atau melakukan inovasi. Apakah berhasil? “Sulit, karena kulturnya sudah seperti itu,” kata Fadjar.

Dia mencontohkan anime gundam yang variasi aktor atau figurnya tidak berubah-ubah.  Hanya disainnya yang berubah dan pengulangannya saja.  Orang-orang tua yang menjadi sasaran Society 5.0 sulit melakukan inovasi dalam hal anime gundam.

Menurut Fadjar, warga lanjut usia Jepang bingung diberi ponsel canggih yang memiliki banyak aplikasi. Mereka terbiasa memakai ‘ponsel Galapagos’ atau flip-telepon yang tidak diproduksi lagi di luar Jepang.

Fadjar Thufail pernah meneliti di Sendai, salah satu provinsi yang paling parah terkena dampak gempa dan tsunami tahun 2011.  Orang-orang lanjut usia mematikan ponselnya ketika tidur. Padahal di telepon genggamnya itu ada aplikasi yang akan membunyikan alarm ketika gempa besar terjadi. 

“Mengganggu tidur,” ujar mereka kepada Fadjar.  Sebagian warga Jepang yang lanjut usia juga kesulitan menggunakan QRcode.

Menurut Fadjar, Society 5.0 tidak menyelesaikan masalah bagi warga Jepang yang lanjut usia.  “Society 5.0 tidak seindah yang dibayangkan orang dan akan berakhir seperti Cool Japan,” ujarnya.

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Editor :
Berita Terkini
Sukabumi23 Februari 2025, 11:44 WIB

Kronologi Meninggalnya Ketua PPP Kabupaten Sukabumi Dedi Damhudi Menurut Keluarga

Ketua PPP Kabupaten Sukabumi Dedi Damhudi diketahui memiliki riwayat penyakit jantung.
Sosok almarhum Dedi Damhudi. (Sumber Foto: Dok. Pribadi)
Kecantikan23 Februari 2025, 11:00 WIB

Perawatan di Rumah Ala Salon, Ini 6 Manfaat Hair Mask untuk Kesehatan Rambut

Hair mask menjadi salah satu produk perawatan rambut yang penting.
Ilustrasi. Treatment di Rumah. Hair mask mengandung bahan-bahan yang kaya nutrisi, seperti vitamin, protein, dan minyak alami. (Sumber : Freepik/@freepik)
Food & Travel23 Februari 2025, 10:34 WIB

Keajaiban Bongkahan Batu di Curug Sodong Sukabumi: Tak Goyah Meski Diterjang Banjir dan Longsor

Bongkahan batu ini bukan hanya menjadi ciri khas Curug Sodong Sukabumi, tetapi juga menambah nilai mistis dan keunikan bagi wisatawan yang datang.
Bongkahan batu yang menempel di ujung Curug Sodong Sukabumi. (Sumber : SU/Ragil)
Bola23 Februari 2025, 10:00 WIB

Prediksi PSM Makassar vs Persija Jakarta di BRI Liga 1: H2H dan Susunan Pemain

Laga PSM Makassar vs Persija Jakarta akan berlangsung di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Minggu, 23 Februari 2025 mulai pukul 15.30 WIB.
PSM Makassar vs Persija Jakarta. Foto: IG/@persija/@psm_makassar
Sukabumi23 Februari 2025, 09:44 WIB

Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki Sampaikan Duka Cita Mendalam atas Wafatnya Dedi Damhudi

Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki turut mendoakan almarhum Dedi Damhudi husnul khatimah dan memperoleh tempat terbaik di sisi Allah.
Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki.(Sumber Foto: istimewa)
Produk23 Februari 2025, 09:26 WIB

Harga Sejumlah Bahan Pokok di Pasar Cicurug Sukabumi Naik Jelang Ramadan 2025

Kepala UPTD Pasar Semi Modern Cicurug, Eman Sulaeman, menyatakan bahwa secara umum harga bahan pokok masih tergolong stabil meskipun ada beberapa kenaikan.
Harga sejumlah bahan pokok penting di Pasar Semi Modern Cicurug, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, mengalami kenaikan menjelang bulan Ramadan. (Sumber : SU/Ibnu)
Arena23 Februari 2025, 09:11 WIB

2 Pesilat Cilik Asal Purabaya Sukabumi Raih Prestasi di Kejuaraan Wilayah 3 Championship 2025

Kepala SDN 2 Purabaya, Rusli Fahmi, mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian kedua siswanya tersebut.
Dua pesilat cilik asal Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi raih medali di Kejuaraan Pencak Silat Wilayah 3 Championship 2025 (Sumber Foto: Istimewa)
Sehat23 Februari 2025, 09:00 WIB

Saraf Kejepit: Penyebab, Gejala dan 5 Ramuan Herbal untuk Mengobatinya

Saraf kejepit, adalah kondisi yang terjadi ketika bantalan antar tulang belakang (cakram intervertebralis) mengalami kerusakan atau bergeser, sehingga menekan saraf di sekitarnya
Ilustrasi - Penyebab, Gejala, dan Pengobatan saraf Kejepit dengan Ramuan Herbal. (Sumber : Freepik.com).
Food & Travel23 Februari 2025, 08:00 WIB

Resep Sponge Cake, Kue Ringan yang Empuk Ini Bahannya Simpel!

Kue Sponge sering digunakan sebagai dasar untuk berbagai jenis kue lain, seperti kue ulang tahun, kue lapis, atau trifle, karena mudah menyerap sirup dan lapisan rasa lainnya.
Ilustrasi. Resep Sponge Cake, Kue Ringan yang Empuk yang Bahannya Simpel. (Sumber : Freepik/@azerbaijan_stockers)
Sukabumi23 Februari 2025, 06:21 WIB

Kabar Duka, Ketua DPC PPP Kabupaten Sukabumi Dedi Damhudi Meninggal Dunia

Dedi Damhudi, Ketua DPC PPP Kabupaten Sukabumi meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Bandung.
Ketua DPC PPP Kabupaten Sukabumi Dedi Damhudi meninggal dunia. (Sumber Foto: Istimewa)