SUKABUMIUPDATE.com - Para peneliti di University of Maryland (UMD) telah menemukan bahan pintar yang mampu menghangatkan seseorang ketika merasa kedinginan dan menyejukkannya saat merasa panas. Bahan tekstil itu terbuat dari serat polimer biasa yang telah dilapisi dengan nanotube karbon, yang membuatnya responsif terhadap perubahan panas tubuh.
"Tubuh manusia adalah radiator yang sempurna bisa mengeluarkan panas dengan cepat," kata peneliti fisika dari UMD Min Ouyang, seperti dilansir dezeen, Selasa, 26 Februari 2019. "Sepanjang sejarah, satu-satunya cara untuk mengatur radiator adalah melepas pakaian atau mengenakan pakaian. Tapi kain ini adalah regulator dua arah yang tepat".
Menurut penelitian yang diterbitkan di jurnal Science Februari 2019, dalam kondisi hangat dan lembab, ketika tubuh berkeringat di hari yang panas, benang berkontraksi, memungkinkan lebih banyak radiasi infra merah yang keluar dari tubuh untuk melewatinya. Saat dingin dan kering, benang mengembang, dan memerangkap panas. Proses kerja kain yang bisa menghangatkan dan menyejukkan hasil penelitian University of Maryland. (dok.science)
Penelitian berjudul Dynamic gating of infrared radiation in a textile, kain tersebut akan memiliki efek seketika. Aplikasi yang paling jelas untuk bahan tersebut adalah pakaian olahraga, tapi para peneliti melihat ruang lingkup yang lebih luas untuk penggunaannya dalam pakaian dan sprei.
"Saya pikir itu sangat menarik untuk dapat menerapkan fenomena gating atau saluran ini pada pengembangan tekstil yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan fungsi pakaian dan kain lainnya," kata Ouyang. "Bahan tersebut merupakan jenis baru dari bahan aktif atau cerdas".
Para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) melakukan penelitian serupa beberapa tahun lalu dengan bahan yang mereka beri nama BioLogic. Bahan tersebut memanfaatkan kekuatan bakteri tertentu, yang lainnya adalah bahan Active Auxetic.
Sebaliknya, UMD menggunakan serat dasar yang tersedia, dengan lapisan karbon yang mereka katakan dapat dengan mudah ditambahkan selama proses pencelupan. Ini juga memanfaatkan perubahan elektromagnetik pada lapisan berbasis karbon untuk meningkatkan efek.
"Anda dapat memikirkan efek seperti menekuk antena radio untuk mengubah panjang gelombang atau frekuensi yang beresonansi," kata salah satu profesor kimia dan biokimia Yu Huang Wang.
Benang lungsin sebenarnya membantu memodulasi suhu dengan dua cara. Yang pertama adalah dengan pori-pori membesar di kain, lebih banyak panas bisa keluar, mendinginkan tubuh. Namun dampak yang lebih besar datang dari efek distorsi ini. Dengan pori-pori lebih terbuka dan untaian benang lebih dekat, elektromagnetik antara karbon nanotube berubah, semakin menambah banyak radiasi inframerah dapat melewatinya.
Sumber: Tempo