SUKABUMIUPDATE.com - Supermoon pada 21 Januari 2019 dikabarkan bakal membuat pasang maksimum air laut. Beberapa astronom menyatakan fenomena supermoon akan berdampak pada kondisi pasang air laut.
"Secara umum efeknya ada, namun detailnya pasti bergantung juga pada kondisi pantainya serta tipe pasang surut di pantai tersebut," kata Rukman Nugraha, astronom dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Sabtu, 19 Januari 2019.
BMKG mengeluarkan peringatan dini soal pasang maksimum air laut untuk periode 19-22 Januari 2019. Peringatan itu terkait fenomena supermoon, yaitu purnama ketika jarak bulan dengan bumi sedang dalam posisi terdekat (perigee). Pada Januari ini, jarak bulan tengah dalam posisi terdekatnya dengan bumi atau disebut perigee. Saat 22 Januari, bulan mencapai jarak terdekatnya dengan bumi sejauh 357.342 kilometer.
Sebelum itu, pada 21 Januari, bulan akan muncul secara penuh (purnama) di wilayah Indonesia. "Disebut bulan super karena bulan memasuki fase purnama saat berada pada jarak terdekat dengan bumi," kata Avivah Yamani, penggiat astronomi di komunitas Langit Selatan Bandung, Ahad, 13 Januari 2019.
Pada hari itu, bulan akan berada di atas cakrawala sejak matahari terbenam sampai fajar tiba. Jika langit cerah, kondisi itu kesempatan baik untuk mengamati bulan dan kawah-kawahnya. "Setelah fase purnama, waktu terbit bulan secara perlahan akan bergeser semakin malam," katanya.
BMKG meminta masyarakat pesisir waspada pada kurun 19-22 Januari 2018. Terutama yang tinggal di pesisir utara Jakarta hingga Jawa Timur, juga pesisir selatan, seperti Cilacap, Tanjung Benoa Bali, pesisir Kalimantan Barat, serta Makasar.
Astronom yang juga Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin mengatakan, supermoon memang menyebabkan pasang maksimum. Namun sesungguhnya, kata dia, pasang maksimum saat purnama biasa terjadi setiap bulan.
"Hanya saja karena jarak bulan yang terdekat, efeknya pasang lebih tinggi dari biasanya. Itu tidak berbahaya," katanya, Sabtu, 19 Januari 2019. Potensi banjir rob atau akibat pasang air laut, kata Djamaluddin, bisa muncul dari gelombang tinggi karena cuaca buruk di laut. Kondisi itu bisa menyebabkan banjir rob yang melimpas ke daratan lebih jauh.
Sumber: Tempo