SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi longsor Sukabumi yang terjadi pada 31 Desember 2018 berpotensi terjadi lagi. Kemungkinan itu terkait dengan masih tingginya intensitas curah hujan di wilayah tersebut. Karena itu, meminta masyarakat Dusun Cimapag, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, untuk waspada terhadap potensi longsoran susulan.
"Dengan kondisi curah hujan seperti sekarang, besar kemungkinan adanya longsor susulan. Sebaiknya masyarakat tetap waspada dan menjauhi daerah-daerah yang rawan longsor. Terlebih daerah ini memiliki kemiringan lereng yang terjal," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Cisolok, Sukabumi, Jumat, 11 Januari 2019.
Humas BMKG lewat keterangan tertulis menyebutkan Dwikorita ke lokasi bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo dan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kasbani.
Dwikorita mengatakan, PVMBG telah memetakan wilayah rentan longsor, sementara BMKG bertugas memberikan peringatan dini terkait informasi curah hujan dan cuaca ekstrem kepada BPBD setempat. Harapannya, pemerintah daerah dapat lebih tanggap dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana di wilayahnya. Dalam peta tersebut, wilayah Cisolok ini termasuk zona menengah dan tinggi untuk pergerakan tanah. "Artinya, daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal," ujarnya.
Dwikorita juga mengimbau agar daerah rawan longsor tidak dijadikan area pemukiman warga melainkan sebagai kawasan lindung. Menurut dia, relokasi menjadi pilihan tepat bagi warga setempat agar kejadian tersebut tidak lagi terulang.
Di sana mereka juga melalukan penanaman tanaman vetifer akar wangi. Tanaman tersebut bermanfaat untuk memperlambat dan menyebarkan limpasan air, mengurangi erosi tanah, mempertahankan kelembaban tanah, dan memerangkap sedimen serta zat-zat kimia pertanian.
Bencana tanah longsor menerjang Dusun Cimapag, Desa Sinaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, pada 31 Desember 2018 lalu. Sebanyak 29 rumah tertimbun material longsor. Akibat bencana tersebut 32 orang ditemukan meninggal dunia, seorang dinyatakan hilang, 64 orang berhasil selamat, dan 3 orang cedera.
Sumber: Tempo