Software Open Source Jadi Peluang Wujudkan Kedaulatan Digital

Minggu 25 November 2018, 03:24 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Perangkat lunak atau software berbasis open source saat ini masih menjadi alternatif menarik untuk menghadapi penetrasi software komersial berlisensi yang kian memonopoli pasar.

"Padahal monopoli software komersial berlisensi ini adalah kegiatan yang kontra produktif, terutama dalam model pasar yang bebas," ujar pakar teknologi informasi yang juga CEO PT. Equnix Business Solutions, Julyanto Sutandang, di sela kampanye penggunaan software open source di sejumlah kampus di Yogya Sabtu 24 November 2018.

Julyanto menuturkan monopoli software komersial berlisensi selama ini menimbulkan persaingan yang tidak sehat. Imbasnya, efisiensi menjadi rendah dan hampir tidak ada ruang negosiasi untuk mengefisienkan biaya dan meningkatkan layanan.

Karena itu, untuk melawan monopoli tersebut, makin banyak bermunculan komunitas gerakan open source yang mengusung semangat berbagi, demi menolak cara lisensi berbayar software yang cenderung memberatkan penggunanya.

"Pertumbuhan software open source telah memberi udara segar dengan memungkinkan penggunaan software legal tanpa biaya lisensi," ujar Julyanto yang dalam lawatan ke Yogya menggelar kampanye software open source itu di kampus Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga itu.

Menurut dia, keuntungan menggunakan software berbasis open source adalah kemandirian. Tidak ada ketergantungan, paksaan, maupun kepasrahan karena tidak memiliki pilihan. Dengan kata lain, ujar Julyanto, sofware berbasis open source telah memberikan kebebasan, pilihan, kejujuran, kemerdekaan, tanpa ada ketergantungan terhadap vendor. Terlebih, saat ini sofware open source mulai banyak menjadi solusi alternatif di banyak inftastruktur teknologi informasi dan memberikan keuntungan lebih baik.

"Software open source menjadi jawaban dari ketimpangan sistem lisensi software yang cenderung kurang adil dan bersifat kapitalistik," ujar konsultan software open source PostgreSQL dan Linux itu.

Julyanto menambahkan masa depan software open source pun juga sangat prospektif di era revolusi industri 4.0 saat ini. Mengingat revolusi industri dunia dari versi pertama hingga sekarang juga dimotori seorang technopreneur yang selama ini bekerja menciptakan berbagai aplikasi otomatisasi lewat software software open source. Dengan kata lain, terjadinya revolusi industri hanya bisa terjadi dengan bantuan perangkat lunak berbasis open source.

"Misalnya, saat ini semua startup hanya mau menggunakan soft open source karena murah, jadi pembuat tak rugi ketika membuatnya," ujarnya.

Julyanto menuturkan, saat ini pun sejumlah perusahaan besar seperti manufaktur dan perbankan berangsur beralih ke software open source demi efisiensi produksinya. Penghematan dari peralihan dari software komersial berlisensi ke open source ini diklaim bisa menghemat ratusan juta hingga miliaran rupiah. Terutama untuk fungsi vital seperti penataan manajemen database perusahaan.

Seringkali pula, software lisensi berbayar membuat pengguna repot ketika muncul masalah dimana masalah itu hanya bisa di atasi perusahaan pemegang lisensi. Sebab yang mengetahui letak masalah dari software itu hanya pemilik lisensi. Ini membuat biaya pemeliharaan software berlisensi itu besar.

"Berbeda dengan open source yang arsitektur softwarenya transparan dan bisa diketahui pengguna, jika ada masalah bisa ditangani sendiri, atau pihak yang sudah dilatih," ujarnya. Kampanye penggunaan software open source ini telah dilakukan ke lima kota seperti Malang, Kediri, Surabaya, Semarang, dan Yogyakarta. Serta menjangkau 25 kampus.

Julyanto menuturkan tujuan akhir kampanyenya tentang penggunaan open source untuk mendorong makin banyak munculnya technopreneur terlatih yang mampu bersaing di masa datang. Mengingat makin besarnya kebutuhan kerja di bidang teknologi informasi dan makin tumbuh suburnya perusahaan rintisan atau startup teknologi serta e- commerce.

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Tags :
Berita Terkini
Sukabumi25 November 2024, 08:52 WIB

Gashuku dan Pelantikan Wadokai Karate-Do Indonesia Cabang Sukabumi

Wadokai Karate-Do Indonesia Cabang Kabupaten Sukabumi sukses menggelar kegiatan Gashuku, pelantikan pengurus, serta prosesi Penyetaraan DAN
Wadokai Karate-Do Indonesia Cabang Kabupaten Sukabumi menggelar kegiatan Gashuku, pelantikan pengurus, serta prosesi Penyetaraan DAN di Cikidang, Sabtu dan Minggu, 23-24 November 2024 | Foto : Istimewa
Keuangan25 November 2024, 08:40 WIB

Kenaikan PPN 12 Akan Berdampak Turunya Penjualan Tekstil, Ini Alasannya

Direktur Ekskutif YKTI, Ardiman Pribadi, menjelaskan bahwa jika PPN dinaikkan menjadi 12 persen, beban pajak yang diterima konsumen akhir akan mencapai 21,6 persen dari harga barang.
Kenaikan PPn 12 persen bisa berdampak turunnya penjualan tekstil | Foto : Kain / Tekstil by Pixabay
Inspirasi25 November 2024, 08:00 WIB

Info Loker Jabodetabek Berikut Terbuka untuk Lulusan SMK/D3, Yuk Daftar!

Penempatan Wilayah Tangerang, Berikut Info Loker Lulusan SMK/D di Jabodetabek.
Ilustrasi. Penerimaan Karyawan. Info Loker Jabodetabek Berikut Terbuka untuk Lulusan SMK/D3, Yuk Daftar! (Sumber : Freepik/@yanalya)
Food & Travel25 November 2024, 07:00 WIB

Resep Membuat Lapis Legit, Kue Tradisional Jadul yang Populer Sejak Zaman Belanda

Kue Lapis Legit juga dikenal dengan nama Spekkoek dalam bahasa Belanda karena diperkenalkan oleh para penjajah Belanda di Indonesia.
Resep Kue Lapis Surabaya 4 Telur, Stok Camilan Manis di Rumah untuk Keluarga. Foto: IG/barecamagazine
Science25 November 2024, 06:00 WIB

Prakiraan Cuaca Jawa Barat 25 November 2024, Awal Pekan Hujan di Siang Hari

Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan beberapa diantaranya hujan deras disertai petir saat siang hari pada 25 November 2024.
Ilustrasi - Sebagian besar wilayah Jawa Barat termasuk Sukabumi dan sekitarnya diperkirakan mengalami cuaca hujan ringan dan beberapa diantaranya hujan deras disertai petir pada 25 November 2024. | (Sumber : Foto: Freepik.com)
Sukabumi24 November 2024, 23:11 WIB

Mobil Jazz Merah Ngebut, Penyebab Kecelakaan Beruntun Maut di Sukaraja Sukabumi

Peristiwa kecelakaan beruntun maut di Sukabumi yang melibatkan empat mobil dan satu motor itu mengakibatkan satu orang tewas dan 6 orang lainnya terluka.
Mobil Honda Jazz merah penyebab kecelakaan beruntun di Sukaraja Sukabumi saat dievakuasi. (Sumber : Istimewa)
Sukabumi24 November 2024, 22:51 WIB

Kecelakaan Beruntun di Sukaraja Sukabumi Libatkan 5 Kendaraan, 1 Korban Meninggal

Berikut kronologi kecelakaan beruntun di Sukaraja Sukabumi yang libatkan 5 kendaraan.
Kondisi kendaraan yang terlibat kecelakaan di Sukaraja Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Nasional24 November 2024, 22:15 WIB

Siap-siap, Harga Rumah Diproyeksi Bakal Naik Imbas Kebijakan PPN 12 Persen

Kenaikan tarif PPN 12 Persen mulai tahun depan ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan komisi XI DPR pekan lalu.
Ilustrasi rumah. (Sumber : Shutterstock)
DPRD Kab. Sukabumi24 November 2024, 21:24 WIB

Reses Loka Tresnajaya di Desa Kutajaya Sukabumi, Infrastruktur Mendominasi Aspirasi

Menurut Loka, Desa Kutajaya adalah salah satu desa terluas di Cicurug namun masih memiliki sejumlah wilayah yang belum tersentuh aspal.
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Partai Golkar, H.M. Loka Tresnajaya menggelar reses di Kampung Pereng, Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Sabtu 23 November 2024. (Sumber : Istimewa)
Sehat24 November 2024, 21:02 WIB

Tukak Lambung Pada Anak : Ketahui Gejala dan Penyebabnya

Tukak lambung atau yang juga dikenal sebagai tukak peptik diketahui sangat jarang terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa, tetapi ternyata hal ini terjadi lebih sering daripada yang dibayangkan.
Ilustrasi seorang anak menderita tukak lambung (Sumber : Freepik/@freepik)