SUKABUMIUPDATE.com - Penelitian tersebut dilakukan oleh peneliti dari University of Pennsylvania dengan memantau 143 pengguna media sosial selama tiga minggu. Peserta secara acak mengontrol pengguna dengan perilaku media sosial khas, atau kelompok eksperimental yang membatasi waktu di Facebook, Snapchat, dan Instagram hingga 10 menit per platform per hari.
"Hasil dari percobaan kami sangat menyarankan bahwa membatasi penggunaan media sosial memiliki dampak langsung dan positif pada kesejahteraan subyektif dari waktu ke waktu, terutama sehubungan dengan penurunan kesepian dan depresi," ujar para peneliti, seperti dilaporkan laman metro.co.uk, Selasa, 13 November 2018.
Jika pengguna lebih banyak menghabiskan waktu berselancar di media sosial, maka secara teratur mendapatkan serangan Fear Of Missing Out (FOMO), atau takut kehilangan sesuatu. Jika membatasi keterlibatan dalam media sosial, maka lebih sedikit terkena FOMO, kecemasan, depresi dan kesepian.
Penelitian tersebut menjadi yang pertama untuk membangun hubungan kausalitas yang jelas antara penurunan penggunaan media sosial dan perbaikan situasi kesepian dan depresi. Bahkan Facebook sendiri sadar bahwa jika terus menggunakan media sosial bukanlah hal yang baik.
Menurut direktur penelitian yang juga peneliti Facebook, David Ginsberg dan Moira Burke, penelitian tersebut menunjukkan bahwa media sosial memang penting ketika menyangkut kesejahteraan penggunanya. "Menariknya, meskipun studi Pennsylvania mengungkapkan bahwa FOMO lebih sedikit ketika mengurangi penggunaan media sosial, itu tidak menjelaskan alasannya," ujar mereka.
Kemungkinan, karena ketika membandingkan diri dengan orang lain, sering kali fokus pada yang negatif dari pada yang positif. Studi itu berdasarkan sampel 196 pengguna Facebook, dengan usia rata-rata 31 tahun, yang menyelesaikan survei online, dari berbagai alat psikometrik untuk menilai kemampuan mental dan gaya perilaku mereka.
Dosen psikologi senior dari University of Derby Zaheer Hussain, yang melakukan penelitian serupa mengatakan bahwa, kepuasan hidup dapat dipengaruhi berbagai pengalaman melalui media sosial. "Hal ini dapat berlaku bagi mereka yang menggunakan Facebook untuk tujuan profesional," lanjut Hussain.
Sumber: Tempo