SUKABUMIUPDATE.com - Black box pesawat Lion Air JT 610 ditemukan, Kamis siang, 1 November 2018. Kotak hitam yang berisi data penerbangan ini selanjutnya akan diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi.
"Sudah confirmed, ditemukan oleh Satgas SAR TNI AL, selanjutnya diserahkan kepada KNKT," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AL Kolonel Laut Mohamad Zaenal ketika dikonfirmasi Tempo, Kamis, 1 November 2018. Sebelumnya, sinyal kotak hitam dari pesawat yang jatuh pada Senin pagi, 29 Oktober 2018, di perairan Tanjung Karawang, itu terdeteksi oleh transporder USBL Kapal Baruna Jaya pada pukul 12.25 WIB, Rabu, 31 Oktober 2018.
"Jarak lokasi serpihan dan black box pesawat ke Tanjung Karawang kurang lebih 15 kilometer," ujar Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT, Hammam Riza, dalam keterangan tertulis, Rabu, 31 Oktober 2018. Sinyal black box yang tertangkap transponder USBL BJ I berada di titik koordinat S 05 48 48 .051 - E 107 07 37 .622 dan pada koordinat S 05 48 46.545 - E 107 07 38.393.
Black box memang penting untuk mengungkap kecelakaan pesawat. Alat yang ditemukan David Warren, ilmuwan penerbangan asal Australia, pada dekade 1950-an ini sebetulnya memiliki warna oranye ini memuat dua alat canggih, yakni flight data recorder (FDR) dan cockpit voice recorder (CVR). FDR merekam suara-suara terkait dengan operasional penerbangan pesawat.
Aturan penerbangan internasional, seperti dilansir laman The Guardian yang dikutip, Kamis, 1 November 2018, mengharuskan FDR merekam berbagai indikator teknis, di antaranya:
1. Waktu
2. Ketinggian
3. Kecepatan
4. Arah
5. Kondisi pesawat
6. Kecepatan angin
7. Akselarasi vertikal
8. Tajuk magnet
9. Posisi roda
10. Stabilisator horisontal
11. Aliran bahan bakar; dan indikator lainnya yang dapat membantu investigasi.
Sedangkan CVR berada di cockpit, tepatnya berada di flight-data acquisition unit (FDAU). Data yang terekam di dalam ini adalah suara mesin, peringatan, pembicaraan pilot dan berbagai suara yang ada di cockpit lainnya. Parameter kecepatan pesawat dan kegagalan sistem cockpit bisa terekam di sini.
Setidaknya ada empa mikrofon yang tersambung dengan CVR yang terletak di headset pilot dan co-pilot, anggota pilot ketiga, dan di tengah cockpit.
Seperti dilansir laman howstuffworks.com, baik CVR maupun FDR merekam menggunakan sistem loop. FDR bisa merekam 25 jam data penerbangan dan CVR bisa merekam dua jam percakapan di cockpit. Sebelumnya, suara percakapan di cockpit hanya mampu terekam selama 30 menit. Karena dirancang khusus untuk pemasalahan teknis, FDR tersambung dengan kabel sensor di seluruh badan pesawat. Karena itulah black box mampu merekam semua kondisi pesawat.
Black box adalah satu-satunya benda yang dapat bertahan dalam kecelakaan pesawat. Itu karena black box atau crash-survivable memory units (CSMUs) yang memuat FDR dan CVR itu menggunakan tiga lapis material titanium dan baja anti-karat yang mampu bertahan dari panas yang ekstrem dan tekanan.
Black box juga dilengkapi dengan underwater locator beacon (ULC) yang mengirimkan sinyal otomatis selama 30 hari sejak pesawat mengalami kecelakaan. Sinyal ini berupa gelombang ultrasonik yang bisa dikenali sonar.
Sumber: Tempo