SUKABUMIUPDATE.com - Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, sepanjang pengamatan Rabu, 24 Oktober 2018, hingga Kamis dini hari mengalami 232 kali kegempaan letusan.
Visual malam hari dari CCTV teramati sinar api dengan lontaran material pijar tinggi 100-200 meter di atas puncaknya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam rilis di Bandarlampung, Kamis, meneruskan laporan Windi Cahya Untung, petugas Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, periode pengamatan Rabu, 24 Oktober 2018 pukul 00.00 sampai dengan 24.00 WIB, melaporkan terdengar suara dentuman dan dirasakan getaran dengan intensitas lemah hingga kuat di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau yang mengakibatkan kaca dan pintu di pos bergetar.
Selama pengamatan visual gunung api di dalam laut dengan ketinggian 338 meter dari permukaan laut itu berkabut 0-III. Asap kawah tidak teramati.
Cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah utara, timur laut, timur, dan selatan. Suhu udara 24-34 derajat Celsius, kelembapan udara 68-100 persen, dan tekanan udara 0-0 mmHg.
Aktivitas kegempaan letusan 232 kali, amplitudo 38-58 mm, durasi 29-102 detik. Vulkanik Dangkal 9 kali, amplitudo 7-40 mm, durasi 10-14 detik. Vulkanik Dalam 6 kali, amplitudo 38-50 mm, S-P 1-2 detik, durasi 8-20 detik. Tremor Menerus 3-31 mm (dominan 7 mm).
Kesimpulan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level II (Waspada), sehingga direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah.
Sumber: Tempo