SUKABUMIUPDATE.com - Product Manager Facebook Antonia Woodford menjelaskan cara mengkategorikan foto dan video yang tersebar dalam jejaring sosial Facebook. Menurut dia, berdasarkan hasil penelitian untuk mendapatkan foto dan video dapat dikategorikan dalam tiga faktor.
"Hasil temuan penelitian yang dilakukan bersama sejumlah mitra selama beberapa bulan sejak Maret lalu menunjukkan bahwa misinformasi dalam foto dan video bisa dibagi dalam tiga kategori, yaitu pertama telah dimanipulasi, tidak sesuai konteks, dan klaim teks atau audio," ujar Woodford, dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Sabtu, 14 September 2018.
Tiga kategori tersebut, kata Woodford, merupakan beberapa jenis foto dan video palsu yang ditemukan di Facebook. Dan Woodford berharap, ke depannya misinformasi tersebut bisa dikurangi seiring dengan pengembangan program fact-checking untuk foto dan video.
Orang berbagi jutaan foto dan video di Facebook setiap harinya. Woodford tahu bahwa berbagi foto dan video sangat menarik dilakukan karena sifatnya yang visual. Namun, berbagi foto dan video juga menciptakan peluang baru bagi pelaku kejahatan untuk melakukan manipulasi.
"Berdasarkan riset yang melibatkan orang dari berbagai penjuru dunia, kami menemukan bahwa berita palsu tersebar memiliki variasi tipe yang beragam dari satu negara ke negara lain," tambah Woodford. "Contohnya, di Amerika Serikat, orang mengaku menemukan lebih banyak misinformasi dalam artikel, sedangkan di Indonesia, orang lebih banyak menemukan foto yang menyesatkan."
Tapi sebenarnya kategori tersebut tidak terlalu jauh berbeda. Berita hoax yang sama bisa tersebar di negara lain dengan tipe konten yang berbeda. "Sehingga sangat penting untuk membuat pencegahan penyebaran misinformasi dalam bentuk artikel, foto maupun video," lanjut dia.
Sumber: Tempo