Tersebar Isu Gempa Besar akan Landa Sukabumi, Begini Faktanya

Minggu 09 September 2018, 03:55 WIB

SUKABUMIUPDATE.com - Isu gempa besar tersebar di sebagian warga di Sukabumi, Jawa Barat. Belakangan beredar kabar tak jelas agar warga Sukabumi berhati-hati. Pesan itu dikaitkan bakal adanya gempa berskala 8,0 Skala Richter di Jawa Barat yang entah kapan waktunya.

"Sedang jadi hot news, sedang viral di kalangan awam Sukabumi. Isunya bakal ada gempa lebih dari skala 7," kata Ani Haerani, seorang warga Sukabumi. Karena isu itu katanya ada ibu rumah tangga yang mengemas barang berharga dan sebagian jadi susah tidur.

Dia bersama serombongan warga dari Sukabumi datang langsung menanyakan kebenaran isu tersebut ke Bandung. Mereka berangkat jam dua pagi agar bisa ikut acara Geoseminar yang membahas keaktifan Sesar Lembang di Bandung, Jumat, 6 September 2018. Tujuannya mencari kejelasan soal ancaman gempa besar serta keaktifan Sesar Cimandiri.

Seorang pembicara seminar dari Geodesi ITB, Irwan Meilano mengatakan, yang membuat orang jadi panik adalah ketidak tahuan lalu ketika mencari informasi dapat yang salah. Dia mengatakan Sesar Cimandiri tergolong aktif dan perlu diwaspadai, termasuk dampaknya yaitu longsor.

Menurut peneliti gempa di Pusat Survei Geologi Asdani Soehaimi jalur Sesar Cimandiri cukup panjang. "Mulai dari Pelabuhan Ratu, masuk ke selatan Cianjur, Padalarang, lalu ke Lembang," kata dia. Pergerakan sesar Lembang disebutnya tergolong normal, sementara bagian sesar atau patahan di Padalarang termasuk naik pun Sesar Cimandiri.

Berdasarkan buku Peta dan Sumber Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017, Sesar Cimandiri terbagi menjadi tiga segmen berarah barat-timur. Bagian paling barat yang dekat Samudera Hindia, pergerakan sesarnya tercatat 0,55 milimeter per tahun. Maksimal besaran gempanya dihitung bermagnitudo 6,7.

Segmen kedua Sesar Cimandiri yang disebut Nyalindung-Cibeber, melaju 0,4 milimeter per tahun. Maksimal besaran gempanya dihitung bermagnitudo 6,5. Segmen terakhir yang melintasi daerah Rajamandala, Kabupaten Bandung Barat, pergerakan sesarnya 0,1 milimeter per tahun. Maksimal besaran gempanya dihitung bermagnitudo 6,6.

Para ahli gempa di dunia belum ada satu pun yang bisa memprediksikan secara berulang kali dengan pasti, kapan dan di mana suatu gempa akan terjadi.

Sebelumnya, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Pengingatan Dini Tsunami BMKG Daryono Agustus lalu mengatakan, upaya peramalan gempa sebenarnya telah lama dilakukan di berbagai negara demi menghindari kematian dan korban luka secara massal.

Misalnya, di Jepang pada masa kerajaan di akhir abad ke-19 dengan pengamatan kondisi alam hingga perilaku binatang. Namun para ahli dan peneliti gempa sedunia sejauh ini belum pernah ada yang sukses, pun setelah mengerahkan teknologi dan metode terbaru.

Daryono mengatakan, Cina pernah sukses memprediksi gempa Haicheng yang bermagnitudo 7,5 pada 4 Februari 1975. Proses peramalan sejak medio Desember 1974 itu berhasil memindahkan penduduk beberapa jam sebelum gempa. Hampir 90 ribu orang selamat, sementara kota hampir hancur total.

Tapi keberhasilan itu hanya sekali. Dengan metode yang sama serta dukungan teknologi canggih, peramalan selanjutnya gagal mendahului gempa-gempa besar berikutnya di Cina. Peramalan gempa di Jepang pun, kata Daryono, meleset ketika muncul gempa Tahoku 2011. Peneliti yang meramal gempa sesar San Andreas di Amerika Serikat juga ada yang menyerah.

Konon hanya Cina kini yang masih meneliti prediksi gempa. Sementara Jepang dan Amerika Serikat, kata Daryono, mengalihkan alokasi anggaran dananya untuk mitigasi gempa, seperti penguatan struktur bangunan dan masyarakat di kawasan berisiko. Kajian prediksi tetap dilakukan namun bukan prioritas.

"Hingga saat ini, tidak ada satupun lembaga resmi dan pakar yang kredibel dan diakui mampu memprediksi gempa," kata Daryono.

Sumber: Tempo

Follow Berita Sukabumi Update di Google News
Simak breaking news Sukabumi dan sekitarnya langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita SukabumiUpdate.com WhatsApp Channel : https://whatsapp.com/channel/0029VaXv5ii0LKZ6hTzB9V2W. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Berita Terkini
Nasional24 November 2024, 22:15 WIB

Siap-siap, Harga Rumah Diproyeksi Bakal Naik Imbas Kebijakan PPN 12 Persen

Kenaikan tarif PPN 12 Persen mulai tahun depan ini disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan komisi XI DPR pekan lalu.
Ilustrasi rumah. (Sumber : Shutterstock)
DPRD Kab. Sukabumi24 November 2024, 21:24 WIB

Reses Loka Tresnajaya di Desa Kutajaya Sukabumi, Infrastruktur Mendominasi Aspirasi

Menurut Loka, Desa Kutajaya adalah salah satu desa terluas di Cicurug namun masih memiliki sejumlah wilayah yang belum tersentuh aspal.
Anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dari Partai Golkar, H.M. Loka Tresnajaya menggelar reses di Kampung Pereng, Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug, Sabtu 23 November 2024. (Sumber : Istimewa)
Sehat24 November 2024, 21:02 WIB

Tukak Lambung Pada Anak : Ketahui Gejala dan Penyebabnya

Tukak lambung atau yang juga dikenal sebagai tukak peptik diketahui sangat jarang terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa, tetapi ternyata hal ini terjadi lebih sering daripada yang dibayangkan.
Ilustrasi seorang anak menderita tukak lambung (Sumber : Freepik/@freepik)
Sukabumi24 November 2024, 20:23 WIB

10 Penumpang Terluka, Kronologi dan Dugaan Penyebab Bus Terguling di Lingsel Sukabumi

Berikut kronologi dan dugaan penyebab bus terguling di jalur Lingkar Selatan atau Lingsel Kota Sukabumi.
Bus yang terguling di Jalur Lingkar Selatan Kota Sukabumi saat dievakuasi oleh mobil derek. (Sumber Foto: Istimewa)
Life24 November 2024, 20:00 WIB

3 Legenda Curug Sanghyang Taraje, Tapak Sangkuriang Hingga Tangga Menuju Kayangan

Konon, Sangkuriang ingin mengambil bintang untuk Dayang Sumbi, ibu yang sangat dicintainya. Untuk mencapai bintang, Sangkuriang melewati Curug Sanghyang Taraje, yang dianggap sebagai tangga menuju kayangan.
Curug Sanghyang Taraje. Foto: IG/smiling.westjava
Mobil24 November 2024, 19:26 WIB

Sejarah dan Kisah Angkutan Umum di Pajampangan Sukabumi

Keberadaan angkutan umum di wilayah Sukabumi Selatan tersebut sudah ada sekitar tahun 1921, dengan jurusan Soekaboemi-Soerade.
Angkutan umum pertama Surade-Sukabumi (Sumber : Istimewa)
Sukabumi24 November 2024, 19:05 WIB

Diduga Depresi, Lansia Asal Cidahu Sukabumi Tewas Tergantung di Rumah Kosong

Berikut kronologi dari keluarga terkait tewasnya lansia asal Cidahu Sukabumi yang ditemukan tergantung di dalam rumah kosong.
TKP pria lansia ditemukan tewas tergantung di Cidahu Sukabumi. (Sumber : Istimewa)
Sehat24 November 2024, 19:00 WIB

Donor Jantung untuk Penderita Gagal Jantung, Ketahui 4 Hal Berikut Ini!

Donor Jantung adalah orang yang memberikan jantungnya untuk transplantasi kepada penderita gagal jantung.
Ilustrasi. Donor Jantung untuk Penderita Gagal Jantung, Perhatikan 4 Hal Berikut. (Sumber : Freepik/freepik)
Jawa Barat24 November 2024, 17:36 WIB

PLN UID Jabar Dukung Kegiatan Srikandi Movement: Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola hidup sehat, terutama bagi ibu dan anak.
Beragam kegiatan digelar dalam acara ini, salah satunya Lomba Mewarnai bagi anak-anak TK/PAUD se-Kabupaten Garut. (Sumber Foto: Istimewa)
Sukabumi24 November 2024, 17:16 WIB

Bus Terguling di Jalur Lingkar Selatan Kota Sukabumi

Bus jurusan Sukabumi-Bekasi terguling di Jalur Lingkar Selatan (Lingsel) Warudoyong, Kota Sukabumi, Minggu sore (24/11/2024).
Kondisi bus terguling di Jalur Lingkar Selatan, Warudoyong, Kota Sukabumi, Minggu sore (24/11/2024). (Sumber Foto: Fikri)