SUKABUMIUPDATE.com - Asteroid Halloween berbentuk tengkorak yang melintas sangat dekat dengan Bumi pada Oktober 2015, akan kembali dalam beberapa bulan mendatang. Asteroid 2015 TB145 muncul lagi tahun ini pada bulan November, tak lama setelah Halloween, pada 105 jarak bulan.
Asteroid Halloween ini juga mendapat julukan sebagai Asteroid Seram, Asteroid Tengkorak, dan mengacu pada salah satu film Peanuts paling berkesan sepanjang masa, Labu Besar.
“Pertemuan berikutnya yang sedikit lebih menarik akan terjadi sekitar hari Halloween di tahun 2088, ketika obyek ini mendekati Bumi dengan jarak sekitar 20 jarak bulan,” ujar Thomas Müller, seorang peneliti dari Max-Planck Institute, sebagaimana dikutip Express, awal pekan ini.
“Pertemuan pada hari Halloween 2015 adalah pendekatan terdekat dari sebuah obyek sebesar itu sejak 2006, dan peristiwa serupa selanjutnya yang diketahui adalah bagian dari 137108 pada 7 Agustus 2027. Kemudian, 99942 Apophis akan menyusul pada 13 April 2029 sekitar 0,1 jarak bulan."
Pada jarak 105 lunar dari Bumi, Asteroid Halloween akan melintasi planet ini pada jarak 25 juta mil (40 juta km).
Tiga tahun yang lalu asteroid ini melintasi Bumi pada jarak sekitar 302.000 mil (486.000 km) atau 1,3 kali jarak dari Bulan ke Bumi.
Asteroid ini memicu minat yang luas di kalangan astronom karena bentuk dan ukurannya yang aneh. Berukuran sekitar 2.297 kaki (700 m), asteroid ini adalah batu angkasa terdekat yang melewati Bumi hingga 2027.
Tetapi fitur yang paling menarik dari asteroid ini adalah kemiripan yang khas dengan tengkorak manusia ketika diamati dari sudut tertentu.
Astroid TB145 digolongkan sebagai Asteroid Dekat Bumi (NEA) tipe Apollo, yang orbitnya mendekat ke Bumi. Asteroid itu terlihat lagi pada Oktober tahun lalu, hanya sekitar satu tahun sebelum batu angkasa itu kembali.
Pablo Santos-Sanz dari Institute of Astrophysics of Andalusia, salah satu dari banyak astronom yang mempelajari asteroid ini, mengatakan pendekatan tahun ini menawarkan kesempatan bagi para astronom untuk mempelajari batuan luar angkasa ini.
Sumber: Tempo