SUKABUMIUPDATE.com - Sastrawan Hamsad Rangkuti meninggal dunia dalam usia 75 tahun, di kediamannya di Depok, Jawa Barat, pada hari ini, Ahad, 26 Agustus. “Tadi sekitar pukul 06.00,” kata Nur Windasari, isteri Hamsad, ketika dihubungi lewat telepon.
Nur Windasari belum memastikan almarhum Hamsad Rangkuti akan dimakamkan di mana, dan saat ini masih menghubungi kerabat dan rekan.
Selama beberapa waktu terakhir, Hamsad diketahui mengidap penyakit kompleks, dari prostat, jantung, hingga stroke. Hamsad sudah beberapa kali keluar masuk rumah sakit.
Hamsad --nama aslinya adalah Hasyim Rangkuti-- lahir di Titi Kuning, Medan Johor, Medan, Sumatera Utara pada 7 Mei 1943. Hamsad adalah salah satu penandatangan Manifes Kebudayaan pada 1964.
<iframe id="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_seleb_inarticle_0" style="vertical-align: bottom; border-width: 0px; padding: 0px; margin: 0px;" title="3rd party ad content" name="google_ads_iframe_/14056285/tempo.co/desktop_seleb_inarticle_0" width="1" height="1" frameborder="0" marginwidth="0" marginheight="0" scrolling="no"> </iframe> Banyak karya cerita pendeknya yang popular, diataranya adalah, Sukri Membawa Pisau Belati dan Maukah Kau Menghapus Bekas Bibirnya di Bibirku dengan Bibirmu. Wikipedia meulis sejumlah cerita pendek Hamsad telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, seperti Sampah Bulan Desember yang diterjemahkan ke bahasa Inggris.
Novel pertamanya, Ketika Lampu Berwarna Merah diterbitkan oleh Kompas pada 1981. Cerpen-cerpennya juga termuat dalam beberapa antologi cerita pendek mutakhir.
Sumber: Tempo