SUKABUMIUPDATE.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadi 14 gempa susulan setelah terjadi gempa berkekuatan 7 SR di Lombok, Nusa Tenggara Barat, pada Minggu, 5 Agustus, pukul 18.46 WIB.
BMKG juga melaporkan adanya tsunami dengan ketinggian air yang masuk ke daratan 10 cm dan 13 cm. Diperkirakan maksimum ketinggian tsunami 0,5 meter. Waktu peringatan dini hingga BMKG menyampaikan pengakhiran peringatan tsunami. Pada 20:25 WIB, BMKG menyatakan peringatan trusnami telah berakhir.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, berdasarkan analisis peta guncangan gempa dirasakan intensitas gempa yang berbeda-beda. Di Kota Mataram VIII MMI, Karangasem VI MMI, Ubud V MMI, Denpasar IV MMI, Kuta IV MMI, Tabanan V MMI, Singaraja III MMI, Negara IV MMI, Banyuwangi III MMI, Jember III MMI, dan Malang II MMI.
MMI (skala Mercalli) adalah satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Kian besar angkanya, kian besar pula kekuatan gempanya. Melihat sebaran peta itu, kata Sutopo, diperkirakan kerusakan bangunan banyak terjadi terjadi di Kota Mataram.
"Umumnya bangunan-bangunan yang dibangun dengan kurang memperhatikan kontruksi tahan gempa akan mengalami kerusakan jika terkena guncangan gempa dengan intensitas di atas VI MMI, apalagi saat ini di Kota Mataram intensitas gempa VIII MMI," ujar Sutopo, dalam keterangan tertulisnya.
Ia juga menyatakan peringatan dini tsunami telah diaktifkan menyusul gempa itu. Potensi tsunami terjadi di pantai Lombok Barat bagian utara dengan status waspada dan pantai Lombok Timur bagian utara dengan status waspada. Waktu kedatangan tsunami diperkirakan pada pukul 18.48 WIB.
"Status waspada artinya pemda yang berada di status waspada memperhatikan peringatan dini dan segera mengarahkan masyarakat untuk menjauhi pantai dan tepian sungai. Kemungkinan air laut akan naik ke daratan tetapi kedalaman berkisar kurang dari 0,5 meter," ujar dia.
BPBD NTB telah memerintahkan masyarakat untuk menjauh dari pantai. Gempa dirasakan di Pulau Lombok, Pulau Sumbawa, Pulau Bali, hingga Jawa Timur bagian Timur.
"Guncangan sangat keras dirasakan di Kota Mataram. Masyarakat berhamburan keluar rumah. Masyarakat berlalu lalang di jalan dengan kondisi gelap karena listrik padam," kata Sutopo.
Sumber: Tempo