SUKABUMIUPDATE.com - WWF Indonesia dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merilis video langka yang menunjukkan dua generasi harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) sukses berkembang biak di alam liar untuk merayakan Global Tiger Day, Minggu, 29 Juli 2018.
Dalam video itu, terlihat harimau betina yang diberi nama Rima itu dua kali beranak. Pada 2015, ia terekam sedang bersama ketiga anaknya. Pada 2017, ketiga anak sudah mulai besar. Sang induk kembali punya anak, dan kali ini empat ekor.
Menurut siaran pers WWF itu, video bergambar harimau dengan anaknya adalah bukti bahwa harimau berkembang biak seperti kucing, jika mereka memiliki habitat yang terlindungi, memiliki cukup mangsa, dan tidak diburu.
"Untuk mencapai tujuan menambah jumlah harimau dua kali lipat, artinya kita butuh bantuan pemerintah, bisnis, masyarakat lokal, dan setiap orang yang peduli harimau untuk mendukung usaha-usaha konservasi harimau," kata Ketua Tigers Alive Inisiatif Michael Baltzer dalam keterangan tertulisnya.
Sebagai predator utama pada rantai makanan, harimau di alam berperan penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang mendukung kelangsungan hidup spesies lainnya dan juga untuk manusia.
Namun, ia menyebutkan harimau berstatus kritis. Saat ini, tersisa 3.900 ekor harimau liar di dunia, hanya bisa ditemukan sekitar lima persen dari jangkauan mereka, jika dibanding seabad lalu.
"Kami sangat menghargai upaya dari pemerintah Indonesia untuk menyelamatkan spesies yang luar biasa ini dan kami akan meningkatkan dukungan kami untuk memulihkan jumlah harimau di Sumatera," ujar dia.
Direktur Sumatera dan Wildlife WWF Indonesia Suhandri mengatakan adanya video ini membuktikan harimau Sumatera yang sehat dapat berkembang biak dengan baik di Sumatera tengah.
Ia menambahkan, hal ini juga menunjukkan komitmen yang kuat dari pemerintah Indonesia serta dukungan dari mitra komunitas dan pemerintah lokal maupun komunitas internasional untuk menyelamatkan harimau dan habitatnya. Pemulihan populasi harimau adalah kunci untuk manusia agar dapat hidup dengan ketersediaan sumber daya alam.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau KLHK Suharyono menyatakan pemerintah punya target meningkatkan populasi harimau, di antara 25 satwa terancam punah, hingga 10 persen sesuai dengan Indikator Kinerja Pemerintah seperti dimandatkan oleh Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE).
Perdagangan ilegal tetap menjadi salah satu ancaman terbesar dan paling cepat terhadap harimau di alam liar.
Sebagai kunci utama keberhasilan menaikkan populasi, WWF Indonesia dan pemerintah Indonesia telah bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk masyarakat lokal, untuk memastikan mereka adalah penerima manfaat bersamaan dengan konservasi harimau Sumatera.
Sumber: Tempo